
TERPILIHNYA Paus Leo XIV membawa sukacita dan kebanggaan mendalam bagi rakyat Peru, negara yang merasa telah menjadi bagian penting dalam perjalanan hidup dan pelayanan pemimpin baru Gereja Katolik tersebut.
Uskup Agung Paolo Rocco Gualtieri, Nuncio Apostolik untuk Peru sejak tahun 2022, berbagi kisah dan kesannya kepada Radio Vatikan tentang pengalaman pribadi bersama Paus Leo XIV.
Ia juga mengungkapkan keyakinannya bahwa ikatan erat Sri Paus dengan Peru akan memperkaya pelayanannya di Takhta Suci. Berikut 4 alasan pengalaman misionaris di Peru jadi hadiah bagi Paus Leo XIV seperti dilansir Vatican News, Selasa (20/5).
1. Akar Pelayanan di Tanah Peru
"Peru sangat bersukacita atas terpilihnya Paus Leo XIV," ungkap Uskup Agung Gualtieri.
Menurutnya, Paus Leo XIV menghabiskan sebagian besar hidupnya di Peru sebagai misionaris, imam, pendidik, dan uskup. Dia datang sebagai pastor muda, mengajar hukum kanon di seminari, dua kali menjabat sebagai kepala provinsi, serta pernah menjadi Administrator Apostolik dan Uskup Chiclayo.
"Ia telah memberikan seluruh hatinya untuk Peru," ucapnya.
Ia juga mengenang masa-masa sulit yang dilalui Paus saat masih menjabat di Peru, termasuk peran pentingnya dalam menghadapi pandemi Covid-19 pada 2020 dan bencana El Nino pada 2023.
Kepemimpinan dan kepeduliannya dalam masa-masa krisis tersebut dinilai semakin mengukuhkan kedekatannya dengan masyarakat Peru.
2. Sumber Harapan di Tengah Ketidakpastian
Menurut Uskup Agung Gualtieri, kedekatan batin Paus Leo XIV dengan masyarakat Peru bukan hanya warisan emosional, tetapi juga simbol pengharapan di tengah tantangan nasional.
“Masyarakat merasa begitu dekat dengan beliau,” kenangnya.
Uskup Agung Gualtieri, pernah menemani Paus Leo XIV saat kembali ke Peru sebagai Kardinal untuk pertama kalinya. Kunjungan itu penuh sambutan hangat, terutama di Chiclayo, yang menunjukkan bahwa dia adalah seorang gembala yang hadir di tengah umatnya.
Ia menambahkan bahwa terpilihnya Paus menjadi tanda nyata bahwa rakyat Peru tidak dilupakan.
“Ini adalah pesan bahwa iman dan pengalaman mereka telah membentuk seorang Paus baru yang akan membawa suara mereka ke dunia,” ujarnya.
3. Gembala yang Mempersatukan
Mengenai pribadi Paus Leo XIV, Gualtieri menyebutnya sebagai sosok yang sederhana namun penuh keteguhan hati. Dia menilai kepemimpinan pastoral Sri Paus akan berakar kuat pada semangat persatuan dan kedekatan dengan umat.
“Saya yakin waktu beliau di Peru adalah pengalaman yang membentuk dan memperkaya. Pengalaman itu menjadikannya misionaris, guru, dan uskup yang matang. Semua itu akan menjadi kekuatan besar bagi kepausannya," tambahnya.
4. Membawa Gereja Menuju Masa Depan
Menatap masa depan Gereja Katolik di bawah kepemimpinan Paus Leo XIV, Uskup Agung Gualtieri meyakini bahwa Paus Leo akan menekankan pentingnya sinodalitas, kolegialitas, dan persatuan umat Allah.
"Seperti yang telah beliau ungkapkan sendiri, Gereja dipanggil untuk menjadi cahaya di tengah kegelapan dunia," tegasnya.
Dalam konteks dunia yang masih dilanda konflik berkepanjangan—seperti sering diperingatkan oleh Paus Fransiskus bahwa kita tengah menghadapi “Perang Dunia III dalam fragmen”—Gualtieri menegaskan bahwa dunia sangat membutuhkan persatuan dan perdamaian.
“Paus Leo XIV sangat siap memimpin Gereja dan umat manusia menuju arah itu,” pungkasnya. (H-3)