
CUACA yang tidak menentu kerap melanda Flushing, New York, Amerika Serikat (AS), beberapa hari terakhir ini. Namun, lorong-lorong di sejumlah toko kelontong Asia di wilayah tersebut tetap saja ramai dikunjungi pembeli. Flushing yang merupakan distrik bisnis utama terbesar keempat di New York sudah lama menjadi rumah bagi populasi Asia yang berkembang pesat.
Manajer Chang Jiang Supermarket, Wu Jianxi, hari itu, mendapat giliran masuk kerja. Di tengah pikiran yang berkecamuk, ia melihat antrean para pembeli yang mendorong troli belanja penuh dengan berbagai barang menuju kasir untuk melakukan pembayaran.
"Lihat antrean pembayaran ini. Lebih panjang dari biasanya," kata Wu Jianxi, manajer toko, kepada Xinhua.
Harga belum naik. Namun, pelanggan sudah mulai menyetok kebutuhan mereka di tengah pemberlakuan tarif yang tidak menentu oleh pemerintahan Donald Trump, khususnya tarif sangat tinggi untuk impor dari Tiongkok. Pemilik toko pun menyuarakan kekhawatiran yang semakin besar, yakni setelah persediaan yang ada habis, kenaikan biaya impor mungkin memaksa mereka untuk menaikkan harga, yang berpotensi mengurangi jumlah pelanggan.
"Kami belum menaikkan harga. Kami berusaha untuk menyetok sebanyak mungkin. Saya menghubungi para pemasok setiap hari untuk mendapatkan persediaan. Namun, jumlah yang dialokasikan untuk setiap supermarket juga terbatas. Setelah dua bulan, gudang akan kosong," kata Wu.
"Saran pribadi saya adalah membeli barang-barang kering yang tahan lama atau minyak yang bisa disimpan lebih lama," lanjutnya.
Manajer di U.S. 1 Supermarket, yang bermarga Zhang, menuturkan Trump mungkin memiliki alasan untuk memproduksi barang-barang di AS. Namun, untuk saat ini, produksi dalam negeri tidak dapat memenuhi permintaan.
"Ketika produk harus bersumber dari dalam negeri, persediaan menjadi terbatas dan pilihan konsumen menyusut. Pada akhirnya, tekanan ini akan berimbas ke bisnis dan pembeli-- dalam bentuk harga yang lebih tinggi," kata Zhang.
Pemilik Red Apple Gift Shop, Jennie Li, yang menjual barang-barang tradisional Tiongkok seperti patung Buddha kecil dan patung naga, mengatakan bahwa dampak langsung dari tarif tersebut adalah kenaikan biaya pengiriman, yang meningkat 6 dolar AS (1 dolar AS = Rp16.845) per pon.
"Barang-barang yang dijual di Pecinan sudah cukup murah, dengan margin keuntungan yang tipis. Harga barang kebutuhan sehari-hari di berbagai supermarket terus naik," ujarnya. (Ant/I-1)