Untung Ada Gol Penalti Romeny

13 hours ago 4
Untung Ada Gol Penalti Romeny Suryopratomo Pemerhati Sepak Bola(MI/Seno)

KALAU saja tidak ada aksi Ricky Kambuaya untuk berani menembus kotak penalti Tiongkok, tidak pernah akan ada penalti yang didapatkan Indonesia. Kalau saja Ole Romeny tidak dingin mengeksekusi penalti, tidak ada kemenangan yang sangat dibutuhkan.

Kemenangan 1-0 atas Tiongkok belum menggambarkan kualitas sepak bola Indonesia untuk pantas tampil di pentas dunia. Meski demikian, kemenangan itu cukup untuk menghidupkan peluang Indonesia bertahan di ajang penyisihan Piala Dunia 2026 Asia.

Lolos ke babak keempat penyisihan Piala Dunia 2026 merupakan prestasi yang luar biasa. Bersama lima negara peringkat tiga dan empat lainnya masih ada peluang mendapatkan salah satu dari dua tiket Asia yang tersisa.

Namun, perjuangan itu jelas tidak mudah. Enam kesebelasan yang tersisa sama-sama memiliki ambisi untuk bisa tampil di ajang tertinggi sepak bola dunia. Lima negara yang akan bersaing dengan Indonesia semua datang dari Timur Tengah, yaitu Arab Saudi, Irak, Oman atau Palestina, Qatar, dan Uni Emirat Arab.

Putaran keempat akan diselenggarakan di tempat netral yang akan ditentukan FIFA. Pertandingan bakal digelar pada Oktober atau empat bulan dari sekarang. Enam 'lucky loser' akan dibagi menjadi dua grup. Indonesia akan berada dalam satu grup dengan dua negara peringkat tiga dan empat grup lain, yaitu antara Irak atau Oman/Palestina dan Qatar atau Uni Emirat Arab.

Dengan hanya dua pertandingan lagi yang akan dimainkan dan hanya juara grup yang berhak mendapatkan tiket ke Amerika Serikat/Kanada/Meksiko, tidak ada pilihan lain kecuali menang dalam dua pertandingan nanti. Tidak boleh ada error

 sedikit pun karena kehilangan poin berarti hilang harapan untuk tampil di putaran final Piala Dunia.

BELUM MENINGKAT 

Melihat penampilan Kamis malam lalu, diperlukan lompatan luar biasa apabila ingin meraih mimpi tampil di Piala Dunia 2026. Pelatih Patrick Kluivert harus bekerja lebih keras dalam mempersiapkan tim dan menunjukkan kualitasnya sebagai seorang pelatih yang bisa diandalkan.

Lima bulan sejak ditangani Kluivert belum terlihat peningkatan permainan yang signifikan dari tim nasional Indonesia. Hubungan antarlini tidak berjalan mulus dan masih dalam blok-blok yang terpisah.

Belum terlihat siapa yang ia percaya sebagai playmaker untuk mengatur tempo dan alur permainan. Thom Haye yang sepertinya mendapatkan tugas itu, saat menghadapi Tiongkok tidak tampil maksimal.

Dalam permainan sepak bola seperti sekarang, sulit apabila hanya mengandalkan permainan individu. Internazionale Milan yang kuat dalam permainan kolektif masih gagal dan dipaksa menyerah 0-5 oleh Paris Saint Germain di final Piala Champions akhir Mei lalu.

Kluivert beruntung memiliki pemain seperti Ricky Kambuaya yang berani untuk melakukan aksi individu. Ricky pantas menjadi bintang Kamis malam lalu. Ia merepotkan para pemain Tiongkok untuk bisa menghadangnya. Bahkan kartu kuning pertama dikeluarkan wasit kepada gelandang Tiongkok, Xu Haoyang, karena terpaksa menarik kaus Ricky hingga terjatuh hanya agar gelandang serang Indonesia itu bisa dihentikan.

Puncaknya terjadi di menit ke-43 saat Ricky mencoba masuk kotak kecil daerah penalti Tiongkok. Kaki kiri Ricky harus disangkut hingga terjatuh. Dari video assistant referee terlihat pelanggaran itu dan wasit tanpa ampun menghukum penalti.

Namun, aksi individu Ricky banyak yang terhenti juga karena kurangnya dukungan pemain yang lain. Egy Maulana yang mengisi posisi Marselino Ferdinan juga banyak melakukan aksi individu, tetapi akhirnya gagal menembus pertahanan Tiongkok.

LEBIH PADU

Melihat tim-tim Timur Tengah yang harus dihadapi di babak keempat nanti, dibutuhkan keterpaduan tim yang lebih kuat. Hubungan antarlini harus lebih baik dengan menjaga jarak antara pemain terdepan dan paling depan agar tidak terlalu jauh.

Kalau ditunjuk sebagai playmaker, Thom Haye harus selalu dekat dengan permainan untuk menjemput bola. Haye harus cepat mengambil inisiatif untuk mengalirkan bola dan memindahkan blok permainan.

Playmaker PSG Vitinha bisa menjadi acuan bagaimana seorang pengatur serangan berperan. Gelandang asal Portugal yang pernah dilecehkan Lionel Messi karena sering salah mengambil posisi itu bisa berubah menjadi seorang playmaker yang efektif dan mampu membawa PSG pertama kali mengangkat Piala Champions. Prestasi yang tidak pernah bisa dilakukan Messi untuk PSG.

Kapten timnas Indonesia Jay Idzes memainkan peran yang tidak kalah penting sebagai komandan. Ketenangan yang ia perlihatkan selama ini tidak muncul Kamis lalu. Bahkan sekali ia sempat salah pengertian dengan kiper Emil Audero.

Faktor keharusan menang memang menambah beban para pemain. Mereka tidak tampil lepas seperti ketika menghadapi Bahrain. Bahkan dengan mendorong Calvin Verdonk lebih ke tengah, pertahanan sayap menjadi lebih mudah ditembus pemain Tiongkok.

Rizky Ridho yang ditugasi sebagai bek kanan menjadi berkurang perannya untuk ikut membantu serangan. Demikian pula Idzes, lebih terpaku di belakang karena dengan bermain menggunakan tiga center-back, ia khawatir dengan serangan balik tim lawan.

JANGAN BEREKSPERIMEN

Di babak keempat nanti, Kluivert harus sudah pasti dengan pola permainan yang diinginkannya. Tidak boleh ada lagi eksperimen yang dilakukan dan harus pasti dengan taktik serta strategi yang ia akan terapkan.

Baik Irak maupun Palestina, misalnya, meski negara mereka sedang tidak stabil dan dilanda perang, kualitas permainan sepak bola kedua tim tidak berubah. Mereka solid sebagai tim dan bahkan memiliki semangat yang tinggi karena perjuangan mereka di sepak bola menjadi pendongkrak moral bangsanya untuk tetap teguh dan bertahan.

Adapun Qatar maupun Uni Emirat Arab merupakan negara yang memiliki modal kuat untuk membangun sepak bola mereka. Qatar, yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, dua kali berturut-turut menjadi juara Asia yang terakhir ini.

Babak keempat merupakan kesempatan terakhir untuk membuat sejarah besar. Semua pemain harus bahu-membahu dan mengerahkan seluruh tenaga serta pikiran untuk merebut dua kemenangan yang sangat dibutuhkan agar bisa lolos ke Piala Dunia 2026.

Ketajaman barisan menjadi keharusan karena kunci kemenangan ialah dengan mencetak gol. Romeny perlu meningkatkan stamina dan berlatih tendangan dari semua sudut kotak penalti. Juga Marselino, Rafael Struick, dan Ragnar Oratmangoen. Dukungan lapangan tengah tidak kalah penting dengan Haye dan Ricky harus mampu menyuplai aliran bola.

Semoga empat bulan yang tersedia mampu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh Kluivert untuk membangun tim dengan kualitas permainan jauh lebih baik.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |