
PASIEN penerima transplantasi organ meninggal setelah organ yang diterimanya ternyata terinfeksi rabies. Kasus ini terjadi di Michigan, Amerika Serikat .
"Investigasi kesehatan masyarakat menetapkan bahwa mereka tertular rabies melalui organ yang ditransplantasikan," kata Lynn Sutfin, juru bicara Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Michigan kepada NBC News, Kamis (27/3/2025).
Pasien tersebut menerima transplantasi di sebuah rumah sakit di Ohio pada Desember 2024, kemudian meninggal pada Januari 2025. Tetapi dalam pernyataan RS tersebut, tidak menyertakan informasi tentang identitas penerima atau jenis organ yang ditransplantasikan.
Rabies dapat menyebar ke manusia jika mereka bersentuhan dengan air liur atau darah dari hewan yang terinfeksi, seperti kelelawar, rakun, sigung, atau anjing liar. Tidak selalu jelas bahwa seseorang telah terjangkit rabies, karena gejala awalnya mirip dengan gejala flu, termasuk demam, sakit kepala, dan mual.
Jika seseorang tidak segera mencari perawatan medis setelah dicakar atau digigit hewan yang berpotensi terinfeksi, rabies bisa berakibat fatal.
TIDAK ADA TES RABIES
Sebenarnya, sebelum transplantasi, calon donor organ dan pendonor di Amerika Serikat telah dites terlebih dahulu untuk mengetahui virus, bakteri, dan infeksi lainnya.
Namun, khusus rabies tidak termasuk dalam tes tersebut. Sebagian karena tes untuk penyakit itu memakan waktu terlalu lama dan infeksinya sangat jarang terjadi pada manusia.
Sebelumnya, pada 2013, seorang pasien yang menerima transplantasi ginjal juga meninggal setelah tertular rabies melalui transplantasi organ. Pendonor tersebut ditemukan meninggal karena rabies di Florida, tetapi penyebab kematian si pendonor baru diketahui setelah penyelidikan atas kematian penerima. (H-1)