
PESAWAT terbang pabrikan Amerika Serikat, Boeing, kembali mengalami musibah kecelakaan. Setelah varian Boeing 737 MAX mendapat sorotan dalam beberapa tahun terakhir, kini giliran Boeing 787 Dreamliner yang mengalami kecelakaan fatal.
Maskapai Air India Penerbangan 171 yang terbang dari Ahmedabad menuju London jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Sardar Vallabhabai dan menewaskan seluruh penumpang dan awak yang jumlahnya mencapai 242 orang pada Kamis (12/6).
Itu sekaligus menandakan kali pertama Dreamliner mengalami kecelakaan fatal. Namun, potensi kecelakaan itu sudah dibayangkan oleh seorang whistleblower sejak 2024. Seorang teknisi bernama Richard Cuevas yang bekerja untuk Strom mengaku melihat bagaimana sejumlah lubang pada komponen penahan tekanan depan atau bulkhead Dreamliner tak dibor secara tepat di fasilitas Boeing di Wichita, Kansas, pada 2023.
Storm sendiri merupakan kontraktor untuk mitra manufaktur Boeing, yakni Spirit Aerosystems. Bulkhead tersebut merupakan salah satu komponen utama badan pesawat yang berperan untuk menjaga struktur pesawat tetap utuh saat berada di udara.
Dari kesaksian Cuevas, ia melihat ada celah pada bagian penahan tekanan depan yang ia bantu rakit yang berpotensi menyebabkan bencana. Menurutnya, para teknisi melubangi komponen tersebut sedikit lebih besar dari spesifikasi yang ditetapkan Boeing.
Ganggu daya dan tekanan
Tujuannya, untuk "menghilangkan cat berlebih dari lubang dan mempercepat proses pengerjaan yang lambat." Padahal, tindakan tersebut menurutnya dapat mengganggu daya dan tekanan udara dalam pesawat, sehingga menimbulkan risiko keselamatan serius bagi penumpang.
Cuevas mengaku sudah melaporkan hal tersebut, baik ke Boeing maupun Spirit pada Oktober 2023. Namun, beberapa bulan setelahnya, ia justru dipecat. Setelah menindaklanjuti tuduhan Cuevas, Boeing menyimpulkan hal itu tak menimbulkan masalah keselamatan.
"Seorang karyawan dari subkontraktor sebelumnya melaporkan kekhawatirannya pada kami dan kami telah melakukan penyelidikan menyeluruh karena kami menanggapi secara serius setiap hal yang berkaitan dengan keselamatan. Berdasarkan analisis teknik, isu yang disampaikan itu tidak menimbulkan kekhawatiran keselamatan dan telah ditangani," demikian pernyataan Boeing saat itu.
The Federal Aviation Administration (FAA) atau Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat mendorong siapa pun yang peduli akan keselamatan penerbangan untuk melapor. FAA berkomitmen untuk menginvestigasi setiap laporan yang masuk. Tahun lalu, FAA mengungkap ada 126 laporan whistleblower menyangkut Boeing.
Kecelakaan pesawat Boeing telah mendapat sorotan terakhir, terutama fenomena yang terjadi pada varian 737 MAX. Pada Oktober 2018, maskapai Indonesia Lion Air Penerbangan 610 dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta tujuan Pangkal Pinang mengalami kecelakaan. Lima bulan setelahnya, Ethiopian Airlines jatuh enam menit setelah lepas landas. (CNN/I-1)