
UNIVERSITAS Budi Luhur (UBL) bersama BRIN dan MOST-UNESCO, dengan dukungan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta sebagai co-partner, telah menyelenggarakan rangkaian kegiatan workshop bertajuk Citizen Science on Natural Disasters: Raising Public Awareness Through the Engagement of Vulnerable Groups in Inclusive Disaster Risk Reduction di tiga kota, yakni Padang, Parigi Moutong, dan Yogyakarta.
Kegiatan ini merupakan implementasi nyata pendekatan citizen science dalam pengurangan risiko bencana (PRB), dengan menempatkan komunitas, khususnya kelompok rentan dan disabilitas, sebagai pelaku utama dalam literasi kebencanaan yang inklusif dan berbasis pengetahuan lokal.
Workshop pertama digelar di Padang dan difokuskan pada penguatan kapasitas komunitas lokal melalui kolaborasi antara FTSP Universitas Bung Hatta, BRIN, UNESCO, dan UBL. Kegiatan ini menampilkan praktik-praktik kearifan lokal Minangkabau dalam mitigasi bencana serta membuka ruang dialog antara akademisi, praktisi, dan masyarakat.
Workshop kedua berlangsung di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, pada 26 April 2025, dengan tema Penguatan Literasi Kebencanaan Inklusif Berbasis Pengetahuan Lokal dalam Upaya Peningkatan Resiliensi Masyarakat Sulawesi Tengah Menghadapi Bencana. Kegiatan ini dihadiri anggota Komisi II DPRD Sulawesi Tengah, Rachmat Syah Tawainella, yang menekankan pentingnya sinergi antara ilmu pengetahuan modern dan pengetahuan lokal dalam membangun sistem kebencanaan yang tangguh dan responsif terhadap kebutuhan semua lapisan masyarakat, termasuk kelompok rentan.
Workshop ini bertujuan memperkuat kapasitas masyarakat dalam memahami, menghadapi, dan merespons bencana secara inklusif dengan pendekatan berbasis kearifan lokal.
Sebagai puncak rangkaian, workshop terakhir diselenggarakan di Yogyakarta pada 1 Mei 2025. Kegiatan ini dibuka Plt. Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN, Prof. Dr. Ir. Anugerah Widiyanto, yang menegaskan pentingnya pendekatan inovatif seperti citizen science dalam membangun ketangguhan masyarakat.
Dalam kegiatan ini, diluncurkan tiga produk edukatif hasil kolaborasi multidisiplin: situs web app scrollytelling, buku panduan “Kami Tangguh Kami Selamat”, dan film animasi “3 Kota 3 Cerita Satu Negeri” yang menggambarkan narasi kebencanaan dari ketiga lokasi kegiatan. Peluncuran ini menandai kontribusi MOST UNESCO dan UBL dalam menyediakan referensi model edukasi kebencanaan yang inklusif dan aplikatif.
Ketahanan daerah
Workshop di Yogyakarta turut menghadirkan narasumber ahli seperti Prof. Eko Teguh Paripurno (UPN Yogyakarta), Eva Rahmi Kasim (Kemensos), Kamal Riswandi (SAR Yogyakarta), dan Dr. Arief Wibowo (UBL).
Dalam sesi keynote, Prof. Eko menekankan pentingnya pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas sebagai strategi membangun ketahanan daerah secara menyeluruh.
Melalui keterangannya,Rektor UBL, Prof. Dr. Agus Setyo Budi, M.Sc., menyatakan komitmen UBL sebagai unsur pentahelix dalam PRB, melalui riset lintas disiplin yang menggabungkan ilmu sosial, teknologi informasi, dan komunikasi.
"Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pelibatan aktif masyarakat dalam pendidikan kebencanaan, khususnya kelompok rentan, mampu memperkuat ketangguhan bangsa di tengah ancaman bencana yang terus meningkat," kata Rektor UBL Agus Setyo Budi.
Menurut Agus Setyo Budi dengan berakhirnya rangkaian workshop ini, MOST UNESCO dan UBL berharap tercipta model kolaborasi yang dapat direplikasi di wilayah lain dalam membangun sistem pengurangan risiko bencana yang inklusif, adaptif, dan berbasis kearifan lokal.(H-2)