Pendidikan dan Peta Jalan Indonesia Emas 2045

3 weeks ago 17
MI/Seno MI/Seno(Dok. Pribadi)

TAHUN 2045 ialah momentum penting bagi bangsa Indonesia. Pada tahun tersebut, negara kita akan memasuki usia satu abad. Usia yang sudah cukup panjang untuk membuat bangsa ini menjadi bangsa yang besar. Dalam sejarah sebuah bangsa, biasanya abad ke-2 ditandai dengan pembangunan yang merata di berbagai sektor.

Oleh karena itu, rasanya tidak berlebihan jika kita mencita-citakan 2045 sebagai awal dari masa keemasan Indonesia atau yang sering disebut dengan Indonesia emas.

Namun, untuk mewujudkan impian tersebut, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Salah satu sektor yang paling penting untuk dibenahi ialah pendidikan karena hanya dari sistem pendidikan yang baik akan melahirkan generasi yang kompetitif, adaptif, inovatif dan berkarakter.

Kabar baiknya, dalam 100 hari pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam membenahi pendidikan Indonesia.

INVESTASI PENDIDIKAN

Ada sebuah kutipan menarik dari Evelin Weber, seorang penulis asal Filipina. Menurutnya, tidak ada investasi yang lebih baik yang dapat dilakukan suatu negara selain berinvestasi di bidang pendidikan. Saya kira pendapat Evelin tidak berlebihan karena investasi dalam bidang pendidikan ialah investasi dalam pembangunan ekonomi, investasi dalam kesempatan, dan investasi dalam masa depan.

Terwujudnya Indonesia emas 2045 sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan. Atas dasar itulah, jika cita-cita tersebut ingin tercapai, Indonesia perlu memprioritaskan dan memperbesar investasi di bidang pendidikan. Namun, jangan salah, investasi dalam bidang pendidikan ialah investasi jangka panjang yang tidak dapat dipanen dalam dua atau tiga tahun ke depan, tetapi 10 sampai 20 tahun yang akan datang.

Ada beberapa insiatif pemerintah yang harus diapresiasi dalam konteks investasi pendidikan, misalnya ialah makan bergizi gratis (MBG). Keberanian Presiden RI Prabowo Subianto untuk melaksanakan program itu tidak lain dan tidak bukan ialah bentuk komitmennya dalam berinvestasi dalam bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia.

Betul bahwa MBG bukan program Kemendikdasmen, tetapi sasaran dari program tersebut ialah sekolah-sekolah yang notabenya ada di bawah institusi itu. Keberhasilan program tersebut akan sangat ditentukan oleh kerja-kerja Kemendikdasmen dari level paling atas hingga yang paling bawah.

Langkah lain yang telah dilakukan pemerintah dalam konteks investasi dalam bidang pendidikan ialah peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru, dua problem klasik dalam pendidikan kita. Guru yang sejahtera secara ekonomi akan lebih fokus dalam mengajar tanpa dibebani untuk mencari tambahan penghasilan dari tempat lain.

Namun, untuk menyejahterakan guru, itu harus dibarengi dengan peningkatan kompetensi mereka sehingga ada kompetensi-kompetensi baru yang dimiliki oleh guru untuk menjawab perkembangan dalam dunia pendidikan.

Dalam upaya itu, selama 2024, pemerintah telah memberikan sertifikat pendidik melalui program pendidikan profesi guru (PPG) kepada 605.650 guru di seluruh Indonesia. Selanjutnya, pada 2025 Kemendikdasmen berencana memberikan sertifikat kepada 806 ribu guru.

Meningkatnya jumlah guru yang disertifikasi tentu akan sangat berdampak pada pendidikan Indonesia. Namun, kita juga tidak boleh menutup mata bahwa dalam pelaksanaannya masih banyak kekurangan di sana-sini. Oleh karena itu, pihak-pihak yang menjadi pelaksana program PPG juga harus terus berbenah demi menghasilkan lulusan yang sesuai dengan harapan.

Persoalan lain yang mencoba dijawab dalam sektor itu ialah pemerataan guru di seluruh penjuru Indonesia. Kita tentu sering mendengar sebelumnya tentang sekolah yang ditinggal guru-guru terbaik mereka karena lulus seleksi PPPK atau CPNS.

Dalam rangka menjawab aspirasi dari masyarakat, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti kemudian mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 1 Tahun 2025. Melalui peraturan itu, pemerintah akan melakukan redistribusi guru ASN ke sekolah-sekolah yang masih kekurangan guru, termasuk sekolah swasta.

Dengan demikian, ke depan tidak ada lagi cerita ketimpangan jumlah pengajar antara satu sekolah dan sekolah yang lain karena semua sekolah, baik yang negeri maupun swasta, di kota maupun di desa, ialah tanggung jawab pemerintah yang harus mendapatkan hak dan perlakukan sama. Tidak boleh ada yang tertinggal di belakang.

Selain itu, cetak biru transformasi digital pendidikan yang disebut dengan 'Rumah Pendidikan' ialah investasi penting lain dalam sektor tersebut. Rumah Pendidikan ialah sebuah portal pendidikan yang dirancang untuk mengintegrasikan semua jenjang pendidikan. Dengan aplikasi itu, semua pemangku kepentingan dapat terintegrasi dan berkolaborasi dengan baik. Di sisi lain, kehadiran platform itu mendukung terjadinya efisiensi anggaran dan menjaga akuntabilitas sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dari masyarakat. 

IKHTIAR MENINGKATKAN IPM

Kita tidak menyadari bahwa indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia masih sangat rendah. Banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan dalam rangka meningkatkannya. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada 15 November 2024 lalu, IPM Indonesia selama 2020-2024 rata-rata meningkat sebesar 0.75% per tahun. 

Tentu tren kenaikan tersebut menjadi kabar bagus dan sebagai motivasi untuk mendongkrak secara signifikan peringkat IPM Indonesia ke depan, baik pada tingkat Asia Tenggara, Asia, maupun dunia.

Jika kita melihat laporan Human Development Report 2023/2024 yang dirilis oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada Maret lalu, IPM Indonesia berada di angka 112 dunia. Persis di bawah Palestina, Afrika Selatan, Libanon, Mesir, hingga Vietnam. 

Pada skala Asia, Indonesia berada di urutan ke-18. Sementara itu, dalam skala Asia Tenggara, Indonesia berada di urutan ke-6, di atasnya Filipina, di bawahnya Vietnam, Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.

Meskipun tidak selalu demikian, ada fakta yang cukup menarik yang perlu diperhatikan, yaitu biasanya negara-negara dengan IPM rendah seperti Indonesia dan Brunei Darussalam ialah negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah.

Sementara itu, sebaliknya, negara seperti Singapura yang memiliki keterbatasan sumber daya alam memiliki IPM tinggi. Hal itu harus menjadi perhatian pemerintah bahwa pentingnya pengelolaan sumber daya manusia dan ekonomi untuk mendorong peningkatan IPM.

Indonesia emas 2045 bukan sebuah hadiah yang cukup ditunggu. Itu merupakan sebuah capaian yang harus diupayakan dengan niat dan usaha yang keras. Hari ini Indonesia sudah dianugerahi dengan bonus demografi, tapi apa artinya usia produktif itu jika mereka bukan generasi yang kompetitif, adaptif, dan inovatif. 

Oleh karenanya, untuk mewujudkan Indonesia 2045, kita harus bisa meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Caranya ialah: pertama, peningkatan akses dan kualitas pendidikan di seluruh wilayah. Kedua, pengembangan kompetensi dan keterampilan kerja (upskilling and reskilling). Ketiga, peningkatan kesehatan dan kesejahteraan. Keempat, penguatan kebijakan dan investasi SDM. Kelima, pemanfaatan teknologi untuk transformasi SDM. 

Dalam konteks membangun IPM yang tinggi, Kemendikdasmen mencanangkan apa yang disebutnya sebagai tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat. Tujuh kebiasaan itu ialah bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, serta tidur cepat. 

Dari tujuh poin tersebut, ada tiga jenis kecerdasan yang ingin dicapai dalam sistem pendidikan kita. Pertama, cerdas secara intelektual, spiritual, dan sosial. Ketiga kecerdasan itu dianggap perlu dalam meningkatkan IPM generasi Indonesia yang siap bersaing dalam dunia global.

Di tengah arus globalisasi saat ini, kita tidak boleh lagi hanya puas mencetak generasi-generasi yang cerdas secara intelektual karena kecerdasan intelektual yang tidak diimbangi oleh kecerdasan spiritual dan sosial hanya akan menciptakan manusia-manusia tamak dan serakah. Kecerdasan spiritual dan sosial juga sangat penting dalam membentengi anak-anak kita dari gangguan mental (mental health). Sebuah sindrom yang saat ini banyak menyerang masyarakat urban. 

Menurut saya, dimasukkannya 'rajin berolahraga' dalam tujuh kebiasaan baik anak Indonesia hebat itu juga menarik. Itu disebabkan salah satu tantangan terbesar generasi kita hari ini ialah malas berolahraga yang menyebabkan naiknya angka obesitas pada anak belakang ini. 

Riset Kesehatan Dasar melaporkan bahwa satu dari tiga masyarakat di Indonesia mengalami obesitas. Selain itu, satu dari lima anak-anak di Indonesia mengalami kelebihan berat badan. Itu merupakan angka yang besar dan trennya terus naik setiap tahunnya. 

Oleh karena itu, menggalakkan kegiatan olahraga di sekolah menjadi penting karena secara teori olahraga tidak hanya menghindarkan obesitas, tetapi juga meningkatkan harapan hidup seseorang. Sementara itu, sebaliknya, orang yang tidak berolahraga lebih mungkin untuk meninggal lebih cepat. Oleh karena itu, meminjam istilah agama 'orang yang suka berolahraga lebih baik dari yang tidak'.

Tiga bulan ialah masa yang terlalu cepat untuk menilai seseorang berhasil atau tidak. Namun, opini publik hari ini menunjukkan bahwa mereka sangat puas dengan kinerja yang telah dilakukan oleh Kemendikdasmen. 

Kepuasan publik kepada kerja-kerja mereka juga terpotret dalam beberapa survei seperti Calios yang menempatkan Abdul Mu’ti sebagai Menteri dengan rapor hijau peringkat ketiga. 

Sementara itu, Lembaga Survei Nasional (LSN) menempatkan Kemendikdasmen sebagai kementerian dengan kinerja paling memuaskan kedua. Laporan-laporan itu memotret masyarakat seperti sedang melihat jalan cerah masa depan pendidikan Indonesia.

Pada akhirnya, Indonesia emas 2045 ialah cita-cita bersama bangsa ini yang harus didukung oleh semua pihak. Namun, bahwa sektor pendidikan sangat menentukan berhasil dan tidaknya harapan itu ialah sebuah fakta yang harus disadari bersama. Saya meyakini jika kerja-kerja Kemendikdasmen terus dalam tren yang semacam tersebut, harapan kita untuk menjadi negara besar pada 2045 ialah sesuatu yang mudah.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |