
MENUNJANG geliat pariwisata, Pemerintah Kota cirebon akan menormalisasi sekaligus mengembalikan fungsi Sungai Sukalila sebagai kawasan terbuka hijau.
Sekretaris Daerah Kota Cirebon, Agus Mulyadi, menjelaskan bahwa Sungai Sukalila yang melintas di Kota Cirebon aliran airnya akan segera dinormalisasi oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung. Selain itu, Pemkot Cirebon juga akan melakukan penataan pedagang kaki lima (PKL) yang bangunannya berjejer di sepanjang bantaran sungai.
“Penataan PKL ini selain untuk mempermudah proses normalisasi, juga untuk mengembalikan fungsinya sebagai zona terbuka hijau. Detail engineering designnya area Sukalila akan dijadikan taman,” tuturnya, Jumat (23/5).
Tingkat sedimentasi di Sungai Sukalila cukup tinggi, sehingga normalisasi aliran air dilakukan agar air sungai bisa mengalir dan mampu menampung debit air dalam jumlah yang lebih banyak untuk mencegah terjadinya banjir di Kota Cirebon.
Pemkot Cirebon, lanjut Agus, bertugas untuk melakukan penataan PKL. Pemkot Cirebon tidak akan main gusur begitu saja. Terlebih dahulu akan memberikan informasi dan sosialisasi kepada PKL yang berjualan di bantaran Sungai Sukalila.
Penertiban ini akan menyasar seluruh area di sepanjang Sungai Sukalila yang kini digunakan pedagang kaki lima untuk mendirikan kios dan berjualan.
Agus memastikan bahwa Pemkot Cirebon tidak akan membayar kompensasi karena keberadaan mereka tidak memiliki izin. Sebagai solusi, para PKL akan direlokasi di sejumlah lokasi alternatif, yaitu di Pasar Balong dan di Gunung Sari Trade Center (GTC).
Di kawasan Sungai Sukalila nantinya Pemkot Cirebon akan menghadirkan Sukalila Sky Bridge, yaitu konsep kawasan wisata terpadu yang akan mengubah wajah kota. Di kawasan tersebut akan dibangun jembatan ikonik dan ruang terbuka hijau yang bisa dinikmati tidak hanya oleh warga Kota Cirebon namun juga diharapkan mampu menarik kunjungan wisatawan.
Sungai Sukalila merupakan salah satu sungai yang membelah Kota Cirebon. Sungai Sukalila sempat menjadi jalur perdagangan karena kapal bisa melewatinya.
Namun kini, tingkat sedimentasi yang tinggi ditambah keberadaan kios pedagang yang berdiri di sisi kiri dan kanan bantaran sungai membuat kondisi sungai Sukalila memprihatinkan. Tingginya tingkat sedimentasi membuat sungai tidak mampu menampung air dalam jumlah besar sehingga saat curah hujan tinggi, air pun bisa meluap dan menggenangi pemukiman penduduk.