
Indonesia berpotensi menjadi negara yang sukses mengimplementasikan industri wisata berkelanjutan dengan berbagai pendekatan, termasuk antipasi terhadap perubahan iklim. Kondisi yang sama juga terjadi di Filipina. Sehingga Indonesia dan Filipina, dalam dua hingga tahun ke depan bisa menjadi model negara-negara yang sukses dengan industri wisata berkelanjutan.
Sekretaris Jenderal UN Tourism Zurab Pololikashvili mengungkapkan hal itu dalam jumpa media di sela-sela penyelenggaraan Joint Commission Meeting untuk Komisi UN Tourism untuk Asia Timur dan Pasifik (CAP) dan Komisi UN Tourism untuk Asia Selatan (CSA) yang ke37 di Jakarta, Selasa (15/4).
Zurab juga menegaskan, hingga saat ini, industri pariwisata masih menjadi motor penyerap tenaga kerja bahkan memacu kelas atau program pendidikan baru. Sehingga industri wisata berkelanjutan yang mengedepankan aspek lingkungan, manusia, budaya, hingga ekonomi sirkular menjadi solusi.
Konferensi tahunan ini akan berlangsung hingga esok, Rabu (16/4). Indonesia menjadi tuan rumah setelah tahun lalu diselenggarakan di Manila, Filipina.
Pertemuan dibuka Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana. Ia menekankan, pertemuan regional tahunan ini menjadi salah satu pertemuan penting bagi sektor pariwisata di Kawasan Asia Timur-Pasifik. Indonesia sendiri menjadi anggota CAP bersama negara-negara Asia Timur dan Pasifik lainnya.
“Para pemimpin dan delegasi dari berbagai negara akan hadir untuk membahas masa depan pariwisata global, termasuk strategi pemulihan, inovasi, dan pembangunan berkelanjutan. Di acara ini juga akan dilaporkan pelaksanaan program UN Tourism di Kawasan Asia Timur dan Pasifik serta Asia Selatan. Kami juga akan membahas kegiatan yang akan dilaksanakan komisi regional pada 2025 dan rencana 2026,” kata Widiyanti.
Pertemuan dihadiri oleh para anggota UN Tourism, anggota afiliasi UN Tourism, dan organisasi internasional dan regional, serta para pakar pariwisata dunia.
"Kami sendiri telah menyiapkan blueprint yang akan menjadi panduan bagi investor yang ingin berinvestasi di industri pariwisata untuk memastikan kegiatan yang dilaksanakan mengimplementasikan aspek keberlanjutan," kata Widiyanti. (X-8)