
KETUA Umum Perhimpunan Dokter Haji Indonesia (Perdokhi) Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie mengungkapkan haji termasuk ibadah yang berat secara fisik. Oleh karena itu calon jemaah haji patut mempersiapkan diri sebelum berangkat ke tanah suci.
“Tadi saya sudah kemukakan bahwa haji itu ibadah yang sangat berat fisiknya, karena trigger-nya justru di Arab Saudi, karena lingkungannya tadi berbeda, kondisi fisiknya juga harus kuat, kemudian nanti belum melalui budaya, bahasa, dan sebagainya,” ungkap Syarief di sela acara Pelatihan Tenaga Dokter Haji Khusus di Jakarta (19/4).
Syarief menegaskan pentingnya jemaah haji untuk memperhatikan dan mempersiapkan kondisi fisik secara mandiri agar nantinya tidak terlalu bergantung pada orang lain.
“Sehingga perlu jemaah kita menyadari bahwa fisik itu adalah suatu rukun yang memang mereka harus kendalikan secara mandiri. Jangan tergantung petugas,” tegasnya.
Siapkan Fisik, Tingkatkan Daya Tahan Tubuh
Untuk bisa melakukan ibadah haji dengan baik, Syarief menyampaikan para calon jemaah haji yang jarang olahraga dan jarang bergerak bisa memulai dengan memperbanyak latihan berjalan.
“Agar daya tahannya meningkat bertahan. Daya tahan tubuh ini kan tadi terkait dengan jantung, paru, darah, otot, dan tulang. Nah itu ya harus dikuatkan secara bertahap,” ungkapnya.
Menurutnya daya tahan tubuh penting untuk meminimalisir dampak kecapekan fisik para jemaah yang bisa memicu komorbiditas.
“Kalau mereka tidak melakukan itu, resikonya, trigger-nya, karena capek-capek akhirnya yang tadinya komorbiditasnya, hipertensinya biasa terkendali dengan obat, sampai di sana hipertensinya bisa jadi tidak terkendali. Karena loss daripada kegiatan fisiknya. Sehingga tidurnya kurang, aktivitasnya banyak, belum nanti makannya kurang, dan seterusnya,” sambungnya.
Menurutnya, persiapan jemaah haji soal kesehatan tidak hanya melulu soal obat-obatan. Tidak kalah penting adalah persiapan fisik dan mental.
“Jadi lebih baik persiapannya bukan hanya persiapan terkait dengan obat-obatan yang akan dibawa, juga persiapan kemampuan fisiknya tadi. Jadi persiapan-persiapan yang berkaitan dengan mental dan fisiknya itu harus dilakukan secara berkala. Ayo kita lakukan manasik fisiknya, bukan hanya manasik baca doanya," tegasnya.
Selain itu, jemaah haji juga diharapkan mampu memilih peralatan, perlengkapan ataupu perangkat pendukung yang sesuai.
"Edukasi kesehatan menyeluruh itu penting. Dari mulai bagaimana menjaga minumnya, makannya, kemudian merchandise-nya, supaya cocok, misalnya sepatu sandalnya, kemudian tasnya, jangan sudah lansia bawa tas banyak-banyak," pungkasnya. (M-3)