
FENOMENA di media sosial mengenai tagar kabur aja dulu semakin marak di kalangan profesional muda Indonesia, di mana banyak talenta terbaik memilih untuk bekerja di luar negeri demi peluang yang lebih baik. Data center dan kecerdasan buatan (AI) kini menjadi peluang besar, tidak hanya dalam mendorong ekonomi digital, tetapi juga dalam menarik dan mempertahankan SDM unggul di dalam negeri.
Dalam Dentons HPRP Law & Regulations Outlook 2025, para pemimpin industri, regulator, dan pakar hukum berkumpul untuk membahas bagaimana percepatan pembangunan data center dapat menjadi solusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi dan pengembangan SDM Indonesia.
Pandu Sjahrir, Founding Partner AC Ventures yang menjadi salah satu narasumber di seminar tersebut, menyoroti bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang menarik untuk investasi data center. Menurutnya, data center telah menjadi infrastruktur esensial dalam ekosistem digital, setara dengan kebutuhan energi bagi industri.
“Sama seperti energi, tanpa data center, penyebaran informasi tidak akan semurah dan secepat saat ini. Semakin besar investasi di sektor ini, semakin murah distribusi informasi bagi masyarakat. Data center kini menjadi tulang punggung infrastruktur digital yang mendukung pertumbuhan ekonomi,” jelas Pandu, dalam keterangan resmi, Jumat (21/2).
Namun, ia mengingatkan bahwa tantangan utama bukan hanya terkait investasi dan pengadaan lahan, tetapi juga kesiapan SDM.
“Yang perlu dipromosikan bukan hanya pembangunan fisik data center, tetapi juga potensi untuk menarik talenta global agar ikut berkontribusi dalam ekosistem ini. Jika ekosistem yang tepat tercipta, data center bisa menjadi daya tarik bagi talenta Indonesia di luar negeri untuk kembali dan berkarya di dalam negeri, menjawab tren tagar kabur aja dulu ,” tambahnya.
Senada dengan hal tersebut, Andre Rahadian, Founding Partner Dentons HPRP, menegaskan bahwa data center dan AI bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang investasi dalam SDM Indonesia.
“Jika Indonesia ingin menjadi pusat ekonomi digital, kita harus menyiapkan SDM yang kompetitif. Dengan pertumbuhan GDP yang pesat dalam beberapa tahun terakhir, tetapi daya saing tenaga kerja kita masih tertinggal, ini saatnya industri berperan lebih aktif dalam menciptakan ekosistem yang mendorong inovasi dan peluang kerja di dalam negeri, salah satunya melalui pembangunan data center,” ujar Andre.
Ia juga menegaskan bahwa tanpa regulasi dan kebijakan yang mendukung, Indonesia berisiko kehilangan momentum dalam membangun ekosistem digital yang mampu menahan dan menarik kembali talenta terbaiknya.
Sebagai firma hukum yang aktif dalam industri teknologi, Dentons HPRP berkomitmen untuk mendukung kebijakan yang adaptif dan progresif, agar pembangunan data center dapat berjalan optimal dan membuka lebih banyak peluang bagi tenaga kerja lokal.
Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan utama, Dentons HPRP Law & Regulations Outlook 2025 diharapkan menjadi langkah awal dalam membentuk regulasi yang lebih inklusif dan strategis. Itu guna mempercepat transformasi digital dan memastikan Indonesia menjadi magnet bagi talenta terbaiknya sendiri—bukan sekadar melihat mereka tagar kabur aja dulu ke luar negeri demi peluang yang lebih baik.
"Serta dapat menarik diaspora Indonesia berpengalaman di luar negeri untuk kembali dan berkontribusi dalam ekosistem digital nasional. Dengan lapangan kerja berbasis teknologi dan insentif bagi talenta global, Indonesia dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi digital dan meningkatkan daya saing SDM," pungkasnya. (Cah/P-3)