Mengenal Macam-macam Masalah Sendi Bahu, Berikut Cara Mencegahnya menurut Dokter Spesialis Ortopedi

2 hours ago 2
Mengenal Macam-macam Masalah Sendi Bahu, Berikut Cara Mencegahnya menurut Dokter Spesialis Ortopedi dr. Jefri Sukmawan, SpOT (K), Subsp. OBS, dokter spesialis ortopedi dan konsultan bahu-siku dari RS Premier Bintaro Hospital.(MI/Sandiago)

SENDI bahu merupakan salah satu sendi yang paling kompleks dan rentan mengalami cedera akibat aktivitas sehari-hari maupun olahraga.

dr. Jefri Sukmawan, Sp.OT (K), Subsp.OBS, spesialis ortopedi dengan subspesialisasi bahu, siku, dan kedokteran olahraga, mengungkapkan berbagai masalah umum pada sendi bahu, penyebabnya, serta langkah pencegahan dan pengobatan yang tepat untuk menjaga kesehatan bahu.

Aktivitas Berlebihan Pemicu Utama Masalah Bahu

Menurut dr. Jefri Sukmawan, masalah utama pada sendi bahu bukan berasal dari tulang secara langsung, melainkan dari otot dan urat yang membungkus sendi tersebut.

"Yang menyangga sendi bahu bukan tulangnya secara langsung tapi otot yang membungkusnya, inilah awal mula permasalahan bahu," jelasnya.

Karena otot dan urat ini yang menopang bahu, maka gangguan yang paling sering terjadi adalah masalah pada urat-urat bahu, bukan pengapuran seperti yang sering disangka banyak orang.

dr. Jefri menegaskan bahwa segala aktivitas dan hobi yang melibatkan gerakan bahu berulang dan berlebihan, terutama olahraga seperti renang, badminton, tenis, voli, angkat besi, dan MMA, dapat memicu berbagai masalah pada sendi bahu.

"Overheated activities atau aktivitas yang berlebihan ini sangat rentan menyebabkan cedera bahu," ujarnya.

Kondisi Umum pada Sendi Bahu

Berikut adalah beberapa kondisi yang sering dialami pasien, menurut dr. Jefri:

  • Frozen Shoulder (Bahu Beku)

Pasien dengan frozen shoulder mengalami keterbatasan gerak bahu yang signifikan. "Pasien biasanya tidak mampu menggerakan atau mengangkat lengan atas atau bahunya secara maksimal.

Walaupun berusaha mengangkat, lengannya terasa ‘stuck’ atau lengket di engsel bahunya, sehingga gerakan menjadi terbatas dan sangat menyakitkan jika dipaksakan," jelas dr. Jefri.

Proses penyembuhan frozen shoulder bisa memakan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Kondisi ini paling sering terjadi pada perempuan dan dimulai dengan nyeri ringan hingga akhirnya bahu menjadi kaku.

  • Rotator Cuff Tear (Robekan Urat Bahu)

Rotator cuff adalah urat yang membungkus sendi bahu dan sangat penting untuk kestabilan dan gerakan bahu.

"Keluhan utama adalah rasa nyeri saat mengangkat lengan pada sudut 60-120 derajat, yang menunjukkan adanya jepitan atau bahkan robekan pada urat bahu," kata dr. Jefri.

Jika dibiarkan, robekan ini dapat bertambah parah dan menyebabkan kelemahan serta keterbatasan gerak.

  • Biceps Tendinitis

Masalah ini biasanya ditandai dengan nyeri dan bunyi di bagian depan bahu.

"Sering dialami oleh mereka yang aktif fitness atau olahraga berat. Awalnya nyeri hanya terasa saat aktivitas, namun jika diistirahatkan akan membaik. Namun jika diabaikan, kondisi ini bisa memburuk," jelasnya.

  • Calcific Tendinitis

Kondisi radang pada sendi bahu yang sangat menyakitkan ini sebenarnya tergolong ringan karena pengobatannya sederhana.

"Biasanya cukup dengan injeksi untuk menghilangkan nyeri, dan pasien dapat kembali beraktivitas dalam hitungan hari. Meskipun nyeri sangat hebat, durasinya singkat dibandingkan frozen shoulder," ujar dr. Jefri.

  • Shoulder Instability (Bahu Longgar)

Bahu yang longgar bisa disebabkan oleh faktor bawaan atau cedera traumatik seperti dislokasi.

"Bahu yang pernah dislokasi tidak akan kembali normal secara alami, dan kondisi ini menyebabkan sendi menjadi longgar dan rentan keluar masuk (oblak). Jika tidak ditangani, ini bisa merusak tulang rawan dan memicu pengapuran," jelas dr. Jefri.

Pentingnya Mengenal Diri dan Jenis Olahraga

dr. Jefri menekankan bahwa kunci utama pencegahan cedera bahu adalah mengenal kemampuan diri dan memahami olahraga yang akan dilakukan.

"Pertama, kita harus bisa mengukur diri sendiri, mulai dari usia, kondisi fisik, hingga riwayat cedera sebelumnya. Pelajari karakteristik olahraga yang akan ditekuni dan hindari olahraga campur-campur yang meningkatkan risiko cedera," sarannya.

Ia juga menyarankan untuk tidak ragu menggunakan jasa personal trainer agar teknik olahraga dilakukan dengan benar dan risiko cedera bisa diminimalkan.

"Kalau sudah cedera, jangan anggap remeh. Misalnya saat terkilir saat sprint, jika keluhan bertambah berat dan disertai gangguan gerak, segera lakukan pemeriksaan agar tidak kecolongan," tandasnya.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |