
SEJAK dua bulan silam, sutradara tablo Jalan Salib Hidup, Korni Lajar, dibantu tim kreatif dari Pondok Kreatif, Henjo, Agus, Ino Elam, David, Dodi, Stangker, OMK Jadul dan pengurus OMK saat ini, menghabiskan Seluruh energi untuk mempersiapkan Tablo perayaan Jumat Agung.
Sedikitnya 7 set panggung dibangun di pelataran Gedung tua itu. Ada panggung Pilatus, Kayafas, teater, panggung pertemuan Yesus dan Maria serta panggung Ofos.
Menariknya, Panggung Pilatus memanfaatkan lantai 2 gedung tua yang ditambahkan ornamen pendukung yang dibangun dengan bahan kayu dan bambu.
Bahkan yang lebih fenomenal adalah bangunan berukuran 15×8 meter yakni Gologota dan Getsemani. Seluruh panggung ini menghabiskan berton ton kayu dan bambu didatangkan orang muda katolik (OMK) dari hutan sekitar.
Kegilaan OMK Paroki St. Arnoldus Jansen Waikomo tak berhenti di situ, gedung tua itu bahkan dicat hingga menampilkan pemandangan yang lebih estetis.
Dalam seni, tablo berarti Sebuah karya seni visual yang terdiri dari kombinasi elemen-elemen seperti warna, bentuk, dan tekstur dan gerakan.
Dua bulan Orang Muda Katolik (OMK) berjibaku menghadirkan suasana penyaliban Yesus Kristus yang akan dibawakan pada peringatan Jumat Agung, 18 April 2025 nanti.
Gedung Tua
Menjelang Hari Jumat Agung tahun 2025 ini, Orang Muda Katolik (OMK) paroki St. Arnoldus Jansen Waikomo, Kabupaten Lembata, Nusa Tebggara Timur, memilih lokasi eks kantor Bupati itu. Mereka menyebutnya "Gedung Tua".
Wajar saja, orang muda Katolik itu kelahiran di atas tahun 2000-an, sementara pembangunan kantor Bupati Lembata yang mubazir itu, dilakukan pada awal Lembata menjadi daerah otonomi, tahun 1999.
Pemilihan lokasi Tablo di "gedung tua" bukan tanpa alasan. Korni Lajar, sutradara Tablo menjelaskan, salah satu daya tarik gedung tua adalah pemandangan yang menakjubkan.
"Selain pemandangan yang indah, topografi Gedung Tua sedikitnya memunculkan memori kolektif umat Katolik tentang suasana Golgota, lokasi penyaliban Tuhan Yesus pada jaman itu. Dengan begitu, umat dapat diajak untuk merefleksi dan merenungkan kisah sengsara dan wafat Tuhan Yesus Kristus lebih dari 2000 tahun silam," ujar Korni, sang sutradara.
Ia menandaskan, sebagai pekerja seni dirinya ikhlas mencurahkan segala waktu, tenaga dan biaya guna menghadirkan sebuah alat bantu permenungan iman tentang misi keselamatan yang dikerjakan Yesus Kristus dalam kisah sengara dan wafat-Nya disalib untuk menebus dunia, sebagaimana diajarkan iman Kristiani.
"Kita pekerja seni. Semua aktivitas ini berangkat dari Hobi. Kita dukung anak OMK, dukung juga Paroki, membantu umat memahami jalan keselamatan Kristus bagi dunia," ujar Korni.
OMK jadul ini berharap OMK tulang punggung gereja harus lebih kreatif dan total. Lajar juga menitip pesan, gedung tua ini dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah agar uang rakyat yang telah terbuang dapat berguna. (H-2)