Lonjakan Harga Emas Global Picu Panic Buying, Pegadaian Sulsel Kehabisan Stok

4 days ago 13
Lonjakan Harga Emas Global Picu Panic Buying, Pegadaian Sulsel Kehabisan Stok Ilustrasi(Antara)

HARGA emas dunia yang mencetak rekor tertinggi memicu lonjakan permintaan yang luar biasa di Indonesia. Dalam situasi ketidakpastian ekonomi global, masyarakat berbondong-bondong membeli emas sebagai langkah melindungi aset mereka. Hal ini pun membuat Pegadaian di Sulawesi Selatan kehabisan stok.

Pada Senin, 14 April, harga emas mencapai US$ 3.229,49 per troy ons, melonjak 1,75% dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya. Dalam perdagangan intraday, harga sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa, yaitu US$ 3.245,42 per troy ons. Kenaikan ini terjadi setelah sempat mengalami penurunan di awal perdagangan, dipicu oleh kebijakan Presiden AS yang mengecualikan ponsel dan komputer dari tarif dagang.

Di tengah fluktuasi harga global, masyarakat Indonesia menunjukkan respons agresif. Banyak yang beralih ke emas, yang dianggap sebagai aset paling aman saat situasi ekonomi dan geopolitik tidak menentu. 

Pemimpin Wilayah PT Pegadaian Kanwil VI Makassar, Edwin S Inkiriwang, mengungkapkan bahwa permintaan emas batangan melonjak tajam, menyebabkan stok di Pegadaian menipis bahkan habis di banyak outlet.

“Permintaan masyarakat meningkat drastis. Hampir semua outlet Pegadaian, terutama di Sulsel dan sekitarnya, kehabisan stok emas batangan ukuran 1 gram hingga 100 gram. Kami terpaksa memberlakukan sistem inden selama tiga hari kerja bagi nasabah yang ingin membeli emas,” kata Edwin.

Fenomena panic buying mulai terlihat dengan banyak orang khawatir akan terus melonjaknya harga emas dan kesulitan mendapatkan stok di masa mendatang. Banyak yang rela mengantre sejak pagi untuk memastikan bisa membeli emas sebelum kehabisan.

Edwin menambahkan bahwa fenomena ini tidak hanya terjadi di tingkat lokal, tetapi juga bersifat nasional, seiring dengan meningkatnya permintaan global dan melemahnya dolar AS. “Masyarakat ingin mengamankan kekayaan mereka dalam bentuk emas, yang dinilai stabil dan bebas dari risiko inflasi. Namun, karena keterbatasan suplai dari pusat, kami perlu waktu untuk mendatangkan stok baru,” jelasnya.

Pegadaian mencatat bahwa emas batangan kecil, seperti ukuran 1 gram, 2 gram, dan 5 gram, menjadi incaran utama masyarakat. Produk-produk ini cepat habis karena mudah dijangkau oleh berbagai lapisan masyarakat. “Permintaan tidak hanya datang dari kalangan menengah ke atas, tetapi juga dari masyarakat umum yang membeli emas kecil-kecilan sebagai bentuk investasi aman,” tambah Edwin.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik, serta memastikan melakukan pembelian melalui saluran resmi dan terpercaya seperti Pegadaian untuk menghindari risiko penipuan. "Di tengah kondisi pasar yang panas, emas sekali lagi menunjukkan perannya sebagai aset safe haven yang mampu menarik minat investor dan masyarakat luas," ulasnya.

Sementara itu, Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna, menyatakan bahwa pertumbuhan minat masyarakat dalam berinvestasi emas mencerminkan kepercayaan yang kuat terhadap komoditas ini. BSI, sebagai satu-satunya bank yang memiliki izin dari OJK untuk menjalankan layanan bullion bank, mencatatkan kinerja cemerlang pada lini bisnis emas digital, dengan saldo emas di BSI Emas Digital tumbuh 231% secara tahunan.

“Tren kenaikan harga yang konsisten menjadi salah satu pendorong utama tingginya minat investasi emas. Kami juga menghadirkan layanan gadai emas bertajuk #CaraEmas, yang memudahkan masyarakat dalam memperoleh dana cepat,” ujar Anton.

Dengan situasi pasar yang tidak seimbang, permintaan jauh lebih tinggi dibandingkan penawaran, harga emas diprediksi akan terus melambung. Masyarakat diharapkan tetap waspada dan bijak dalam berinvestasi di tengah kondisi yang tidak menentu ini. (LN/E-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |