Lawan Dominasi Tiongkok, Trump Ingin AS Bikin Kapal Lebih Banyak

1 week ago 11
Lawan Dominasi Tiongkok, Trump Ingin AS Bikin Kapal Lebih Banyak Kapal AS.(Al Jazeera)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerukan kebangkitan kembali industri pembuatan kapal AS untuk kapal komersial dan militer dalam pidatonya di Capitol Hill. Langkah ini ditujukan untuk melawan dominasi Tiongkok dalam industri tersebut.

"Saya umumkan malam ini bahwa kami akan membuat kantor baru untuk pembuatan kapal di Gedung Putih dan menawarkan insentif pajak khusus untuk membawa industri ini pulang ke Amerika, tempat yang seharusnya," katanya dalam pidatonya pada Selasa (4/3) malam. 

"Dulu kami membuat begitu banyak kapal. Sekarang kami tidak membuatnya lagi."

Tiongkok memiliki sektor pembuatan kapal terbesar di dunia, memproduksi lebih dari separuh kapal niaga di seluruh dunia. Industri AS mengalami penurunan. 

Negara Asia tersebut telah menargetkan sektor maritim untuk mendominasi, memenangkan pangsa pasar dengan, "Dampak dramatis," kata Kantor Perwakilan Dagang AS dalam rencana bulan lalu yang mengusulkan biaya untuk kapal komersial Tiongkok.

The Wall Street Journal melaporkan sebelumnya bahwa pemerintahan Trump sedang mempersiapkan langkah-langkah untuk meningkatkan pembuatan kapal Amerika, termasuk meningkatkan pendapatan melalui biaya untuk kapal dan derek buatan Tiongkok yang memasuki AS.

Pengamat industri bersikap skeptis terhadap kemampuan Amerika untuk segera menghidupkan kembali sektor pembuatan kapalnya. Alasannya, biaya tenaga kerja dan bahan baku yang tinggi. 

Industri Tiongkok, dalam beberapa tahun terakhir, telah bersaing dengan perusahaan-perusahaan Jepang dan Korea Selatan untuk muncul sebagai pemimpin dalam hal harga serta pengetahuan industri.

Secara terpisah, Trump mengatakan pemerintahannya akan merebut kembali Terusan Panama, jalur maritim global utama yang memungkinkan kapal-kapal berlayar dari Samudra Atlantik ke Samudra Pasifik. 

Konsorsium yang dipimpin BlackRock telah setuju untuk membeli kendali atas pelabuhan-pelabuhan utama di dekat jalur air tersebut dari konglomerat yang berkantor pusat di Hong Kong. (Bloomberg/I-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |