Kepala RS Gaza yang Ditahan Israel Alami Perlakuan tidak Manusiawi

2 days ago 9
Kepala RS Gaza yang Ditahan Israel Alami Perlakuan tidak Manusiawi Abu Shafiya.(Dok Al-Jazeera)

DIREKTUR Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza, Palestina, yang ditahan oleh pasukan Israel mengalami kondisi yang tidak manusiawi setelah dia mendapatkan perlakuan intimidasi fisik dan psikologis.

Hussam Abu Safiya, seorang dokter anak berusia 52 tahun, menjadi terkenal setelah mem-posting tentang kondisi mengerikan di rumah sakitnya yang terkepung di Beit Lahia selama serangan besar-besaran Israel.

Pada 27 Desember lalu, pasukan Israel memulai serangan terhadap fasilitas rumah sakit dan menangkap puluhan staf medis termasuk Abu Safiya.

Militer menuduhnya sebagai agen kelompok Hamas.

Pengacara Abu Safiya, Gheed Qassem, dapat mengunjungi dokter tersebut pada 19 Maret di penjara Ofer di Tepi Barat yang diduduki.

"Dia sangat menderita. Dia kelelahan karena penyiksaan, tekanan, dan penghinaan yang dialaminya untuk memaksanya mengakui tindakan yang tidak dilakukannya," kata Qassem seperti dilanair Al Arabiya News, Rabu (16/4).

Militer Israel tidak menanggapi permintaan tanggapan tentang kondisi penahanan Abu Safiya.

Pemukulan dan penyiksaan

Setelah awalnya menghabiskan dua minggu di pangkalan militer Sde Teiman di gurun Negev, Israel selatan, Abu Safiya dipindahkan ke Ofer, tempat Israel menahan ratusan tahanan Palestina.

"Di Sde Teiman, Abu Safiya menjadi sasaran interogasi yang meliputi pemukulan, penganiayaan, dan penyiksaan," kata Qassem, sebelum ia dipindahkan ke sel sempit di Ofer selama 25 hari, di mana ia juga menjadi sasaran interogasi.

Pihak berwenang Israel telah menetapkan petugas medis tersebut sebagai 'pejuang ilegal' untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

"Kasusnya telah ditetapkan sebagai rahasia oleh militer. Ini berarti pembela Abu Safiya tidak dapat mengakses berkas tersebut," sebut Qassem

Ia mengecam pembatasan yang diberlakukan pada kunjungan hukum. Ini mencegah pengacara memberi tahu tahanan tentang perang, tanggal, waktu, atau lokasi geografis mereka.

Pertemuannya dengan Abu Safiya, yang berlangsung di bawah pengawasan ketat, hanya berlangsung selama 17 menit.

Diadopsi pada 2002, hukum Israel mengenai 'pejuang ilegal' mengizinkan penahanan tersangka anggota 'pasukan musuh' di luar kerangka hukum normal.

Pada Januari lalu, kelompok hak asasi manusia Amnesty International menuntut pembebasan Abu Safiya. Lembaga itu mengutip keterangan saksi yang menggambarkan kenyataan mengerikan di penjara-penjara Israel, tempat para tahanan Palestina menjadi sasaran tindakan penyiksaan sistematis dan penganiayaan lain.

Kampanye media sosial menggunakan tagar #FreeDrHussamAbuSafiya telah mempertemukan organisasi perawatan kesehatan, selebritas, dan pemimpin PBB.

Termasuk direktur Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang menuntut pembebasan Abu Safiya dalam sebuah posting di X.

Qassem memperingatkan bahwa kesehatan kliennya sangat mengkhawatirkan.

"Dia menderita tekanan darah tinggi, aritmia jantung, dan masalah penglihatan," ungkapnya. Dia telah kehilangan berat badan 20 kilogram dalam dua bulan dan mengalami patah tulang rusuk selama interogasi, tanpa mendapatkan perawatan medis yang layak.

"Dokter tersebut tetap tenang," katanya, tetapi bertanya-tanya kejahatan yang dilakukannya sehingga harus mengalami kondisi yang tidak manusiawi seperti itu.

Menurut pengacara tersebut, sipir penjara Abu Safiya menuntut agar dia mengaku telah melakukan operasi terhadap anggota Hamas atau sandera Israel yang ditawan di Gaza, tetapi dia menolak untuk melakukannya dan membantah tuduhan tersebut.

Dokter tersebut menegaskan bahwa dia hanyalah seorang dokter anak. Semua yang dia lakukan karena tanggung jawab moral, profesional, dan kemanusiaan terhadap pasien dan yang terluka.

Sejak 7 Oktober 2023, sekitar 5.000 warga Gaza telah ditangkap oleh Israel, dan beberapa kemudian dibebaskan sebagai ganti sandera yang ditawan di Gaza.

"Secara umum, mereka dituduh bergabung dengan kelompok Hamas atau menimbulkan ancaman terhadap keamanan Israel," kata pengacara tersebut.

Qassem mengatakan bahwa sejumlah tahanan ditahan tanpa dakwaan atau pengadilan dan pengacara mereka sering tidak tahu lokasi klien mereka berada selama bulan-bulan pertama perang. (I-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |