Kemendukbangga/BKKBN Bangun Sekolah Lansia, Ciptakan Lansia Mandiri

2 days ago 8
Kemendukbangga/BKKBN Bangun Sekolah Lansia, Ciptakan Lansia Mandiri Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji mewisuda lansia peserta Sekolah Lansia.(DOK KEMENDUKBANGGA/BKKBN)

Pada hari ke 2 kunjungannya ke Sumatera Selatan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) Wihaji memberikan penghargaan kepada Bupati Ogan Ilir, atas dukungan pelaksanaan Sekolah Lansia Tangguh dan Wisuda Akbar Sekolah Lansia Kabupaten Ogan Ilir, bertempat di Gedung Pertemuan Serba Guna Komplek Perkantoran Terpadu Tanjung Senai, Sumatera Selatan pada Selasa, 14/04/2025.

Pada kesempatan ini Menteri Wihaji menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh pihak dan pemerintah daerah baik provinsi, kota, kecamatan dan kelurahan, serta mitra kerja yang telah berkontribusi dalam mewujudkan Lansia Berdaya (SIDAYA) dengan menghadirkan siswa sekolah lansia sebanyak 305 orang dari 7 (tujuh) sekolah lansia. Saat ini terdapat 6 (enam) Sekolah Lansia Standar I (S1) akan mewisuda 275 orang dan 30 orang siswa Sekolah Lansia BKL Nurul Persada yang akan melanjutkan pembelajaran ke Standar II (S2). 

Indonesia telah memasuki struktur penduduk tua (ageing population) yang ditandai dengan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) yaitu 10,82 pada tahun 2021, dan pada tahun 2024 persentase meningkat menjadi 12%. Provinsi dengan persentase lansia tertinggi dimiliki Provinsi D.I. Yogyakarta sebesar 16,28% dan Provinsi Sumatera Selatan pada urutan ke-18 sebesar 10,23% dan artinya Provinsi Sumatera Selatan sudah memasuki ageing population (BPS, 2024).

"Peningkatan jumlah lansia dapat memberikan keuntungan jika dikaitkan dengan adanya bonus demografi," kata Menteri Wihaji.

Ageing Population Indonesia dideskripsikan sebagai keadaan ketika proporsi dari penduduk yang berusia tua semakin banyak, namun masih produktif dan masih memberikan sumbangan bagi perekonomian negara.

“Berdasarkan proyeksi penduduk pada tahun 2045 Indonesia ditandai dengan penduduk lansia yang besar dibandingkan kelompok penduduk usia produktif. Peningkatan ini berpengaruh pada rasio ketergantungan dimana tahun 2024, rasio ketergantungan lansia sebesar 17,76, artinya satu orang lansia didukung oleh 6 (enam) penduduk usia produktif”, tambahnya.

“Lansia juga memiliki peranan di dalam keluarga dengan tanggung jawab sebagai Kepala Rumah Tangga (KRT) yang tentunya berimplikasi pada aspek psikologi maupun ekonomi, padahal seharusnya lansia dapat menikmati hari tua tanpa beban yang berat. Data BPS menyebutkan pada tahun 2024, sekitar 53,91% lansia merupakan KRT, termasuk di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 51,36 lansia merupakan Kepala Rumah Tangga (KRT)”, lanjut Menteri Wihaji.

“Lansia termasuk dalam kelompok rentan yang sangat membutuhkan pendampingan anggota keluarga. Berdasarkan data BPS 2024, di Provinsi Sumatera Selatan, sebanyak 3,79% lansia tinggal sendiri, 19,33% lansia tinggal bersama pasangan, 33,02% lansia tinggal bersama keluarga inti, 42,45% lansia tinggal bersama tiga generasi, dan 1,41 persen lansia tinggal bersama anggota rumah tangga lainnya seperti adik, kakak, bibi, atau paman”.

“Lansia juga tidak luput dari gangguan kesehatan mental. Penyebabnya biasanya karena para lansia seringkali merasakan kesendirian atau kekosongan. Kekosongan, misalnya karena anak-anaknya sudah tidak bersama lagi, sehingga akan membuat lansia merasa tidak diperhatikan. Sisi kesehatan juga cenderung mengalami penurunan, dimana misalnya saat ini mengalami sakit, sehingga aktivitas yang dulu bisa banyak dilakukan, namun ketika lansia menjadi tidak bisa dilakukan. Inilah yang membuat lansia merasa tidak nyaman dengan keadaannya”.

“Isu kesepian dan depresi juga banyak dialami lansia. Untuk menghindari kesepian, sangat penting bagi lansia memiliki teman, terutama keluarga  dan lingkungan agar lansia bisa mencurahkan pikirannya dan memiliki kegiatan yang bervariasi. Untuk itu, Peran Kemendukbangga/BKKBN hadir dalam mewujudkan lansia yang berdaya yaitu lansia sehat, aman dan dapat berpartisipasi untuk keluarga, maupun masyarakat ", terang Menteri Wihaji. (H-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |