
PAKAR Otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengatakan Indonesia perlu menunjukkan aksinya ketika gempuran berbagai jenama asal Tiongkok, Jepang, Korea Selatan dan juga Eropa datang dan bersaing di pasar otomotif Tanah Air.
"Indonesia perlu membangun industri otomotif nasional yang kompetitif, salah satunya dengan menghidupkan kembali ambisi menciptakan mobil nasional. Sebagai pemain baru, nantinya pemerintah harus melakukan pendekatan yang lebih realistis, yakni bermitra dengan perusahaan teknologi atau manufaktur global, termasuk dari Tiongkok," kata Yannes, Rabu (5/3).
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa pendekatan ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan desain, komponen kunci sambil tetap membangun identitas lokal. Selain itu, fokus pada penguatan rantai pasok lokal juga penting, dengan meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) hingga mencapai 70-80 persen untuk semua kendaraan, termasuk Baterai Eelectric Vehicle (BEV).
Tidak hanya itu, untuk menumbuhkan minat produsen lokal agar mau ikut berpartisipasi dalam persaingan ini, pemerintah juga disarankan untuk memperhatikan kebijakan insentif pajak bagi perusahaan yang memproduksi komponen dalam negeri, seperti baterai, motor listrik, dan bodi.
"Pemanfaatan cadangan nikel terbesar dunia di Indonesia untuk membangun industri baterai lokal juga menjadi langkah strategis. Kerja sama dengan perusahaan seperti CATL dari Tiongkok atau LG Chem dari Korea bisa diperluas, namun dengan syarat adanya transfer teknologi dan pembentukan perusahaan patungan yang mayoritas sahamnya dimiliki Indonesia," ujar dia.
Pemerintah juga perlu memberikan kebijakan menguntungkan bagi produsen lokal yang memiliki komitmen tinggi untuk mau berpartisipasi dalam pertarungan ini.
Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan mengalihkan subsidi EV dari konsumen ke produsen lokal yang berkomitmen membangun ekosistem industri di Indonesia, seperti fasilitas perakitan atau R&D.
Penerapan standar kualitas yang ketat, seperti keamanan dan emisi serta pembatasan impor kendaraan CBU, akan memaksa merek asing untuk mau merakit kendaraan mereka di tanah air, yang pada gilirannya akan menciptakan lapangan kerja dan memberikan nilai tambah untuk ekonomi lokal. (Ant/I-3)