Ilmuwan Temukan Planet Ke-9: Kandidat Pengganti Pluto di Tata Surya

13 hours ago 5
 Kandidat Pengganti Pluto di Tata Surya Kandidat Pengganti Pluto di Tata Surya(Dok. R. HURT/INSTITUT TEKNOLOGI CALIFORNIA.)

SETELAH hampir dua dekade pencarian dan spekulasi ilmiah, para astronom internasional akhirnya mengidentifikasi kandidat kuat Planet Ke-9 yang diyakini bersembunyi di bagian terluar tata surya. Temuan ini membuka kemungkinan kembalinya konfigurasi sembilan planet, menggantikan posisi Pluto yang telah didegradasi sejak 2006.

Studi terbaru yang diterbitkan di Publications of the Astronomical Society of Australia mengungkap analisis gabungan dari dua survei inframerah luar angkasa: IRAS (1983) dan AKARI (2006). Penelitian yang dipimpin oleh Terry Phandari National Tsing Hua University, Taiwan ini mengungkap keberadaan objek besar di jarak sekitar 500–700 AU (satuan astronomi) dari Matahari, dengan massa mencapai 7–17 kali massa Bumi—diperkirakan sebesar Neptunus.

Objek ini berpotensi besar menjadi planet es raksasa yang hingga kini tersembunyi dari observasi karena cahaya yang sangat redup dan jaraknya yang ekstrem. Estimasi waktu orbitnya mencapai 10.000 hingga 20.000 tahun sekali mengelilingi Matahari.

"Penemuan ini sangat menggembirakan dan memberi motivasi besar untuk eksplorasi lanjutan," ujar Terry Phan.

Latar Belakang: Mengapa Planet Ke-9 Dicari?

Sejak Pluto diklasifikasikan ulang sebagai planet kerdil oleh International Astronomical Union (IAU) pada 2006, ilmuwan telah mencurigai keberadaan benda langit besar lain yang dapat menjelaskan fenomena gravitasi tak biasa pada benda-benda di Sabuk Kuiper.

Pada 2016, astronom Mike Brown dan Konstantin Batygin dari California Institute of Technology (Caltech)mempopulerkan istilah Planet Ke-9 setelah mengamati pola orbit tidak wajar yang mengindikasikan adanya gangguan dari planet besar yang belum terlihat.

Tantangan Validasi dan Langkah Selanjutnya

Meski menjanjikan, temuan ini masih memerlukan konfirmasi lebih lanjut. Mike Brown mengingatkan bahwa cahaya redup yang terekam bisa saja berasal dari noise dataasteroid, bahkan galaksi latar.

"Dua titik cahaya pada jarak sedemikian jauh bisa berarti banyak hal. Kita perlu observasi lanjutan dengan teleskop lebih modern," jelasnya.

Langkah berikutnya akan melibatkan teleskop generasi baru seperti Vera C. Rubin Observatory di Chile, yang dijadwalkan mulai beroperasi pada 2025. Teleskop ini menawarkan sensitivitas tinggi untuk mendeteksi objek samar di tepian tata surya.

Dampak Penemuan Ini bagi Ilmu Astronomi

Jika dikonfirmasi, keberadaan Planet Ke-9 tidak hanya akan mengubah cara kita memahami struktur tata surya, tetapi juga menandai penemuan planet baru untuk pertama kalinya dalam lebih dari 150 tahun. Ini juga memberi jawaban atas misteri lama terkait distribusi orbit benda es di Sabuk Kuiper.

Jim Green, mantan Direktur Ilmu Planet NASA, menyebut penemuan ini sebagai tonggak penting:

"Ini bukan deteksi definitif, tetapi merupakan langkah besar dalam pencarian panjang menuju pemahaman menyeluruh tentang tata surya kita." (Phys.org, NDTV, Global News, Daily Galaxy, Science.org/Z-10)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |