
PUNCAK Langara, sebuah situs warisan geologi (geosite) merupakan bagian Geopark Pegunungan Meratus di Provinsi Kalimantan Selatan. Bukan sekadar suguhan panorama menakjubkan, taman bumi ini merupakan simbol transformasi ekonomi daerah menuju pembangunan berkelanjutan.
Dari puncaknya, hamparan bentang alam yang memukau menyajikan gugusan Pegunungan Meratus, lembah, ngarai, Sungai Amandit yang berkelok-kelok, hingga tiga puncak karst Gunung Kantawan. Landskap ini menjanjikan pengalaman yang tak terlupakan.
Langara saat fajar menyingsing, menampilkan semburat jingga mentari yang muncul dari balik punggung Gunung Kantawan menciptakan siluet magis, mengundang decak kagum setiap pengunjung. Tak heran, sejak dibuka, destinasi ini langsung menjadi favorit wisatawan lokal, domestik, bahkan mancanegara.
Berlokasi di Desa Lumpangi, Kecamatan Loksado, Puncak Langara dapat dijangkau sekitar 1,5 jam dari Kandangan, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Loksado sendiri telah lama dikenal sebagai surga wisata alam dengan beragam daya tarik seperti sensasi bamboo rafting menyusuri Sungai Amandit, pemandian air panas Tanuhi, hingga kehidupan unik masyarakat adat Dayak Meratus di Balai Malaris.
Keindahan dan potensi Loksado ini bahkan telah diangkat melalui berbagai even wisata tahunan antara lain Festival Loksado juga Tour De Loksado, sebuah ajang balap sepeda sejauh ratusan kilometer yang melintasi sejumlah kabupaten/kota.
TAMAN BUMI
Kekuatan Geopark Meratus tak hanya terletak pada pesona alamnya secara visual, melainkan juga narasi geologi. Bebatuan karst yang membentuk gugusan Pegunungan Meratus di sekitarnya, termasuk Bukit Langara, adalah batu gamping purba berusia antara 150 juta - 200 juta tahun. "Bukit Langara adalah salah satu geosite Geopark Meratus, di mana bebatuan kapur atau karstnya terbentuk ratusan juta tahun silam. Memiliki nilai ilmiah, edukatif, dan ekonomi," jelas Nur Arief Nugroho, Tenaga Ahli Badan Pengelola Geopark Meratus.
Tak hanya Bukit Langara, Geopark Meratus mencakup puluhan geosite dengan potensi dan nilai jual kepariwisataan yang tentunya dapat menjadi sumber pendapatan daerah. Salah satunya Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam, Kabupaten Banjar.
Per tahunnya belasan miliar rupiah untuk pendapatan asli daerah (PAD) berhasil dihimpun dari paket wisata unggulan di dua lokasi Mandiangin dan Bukit Batu. Terbaru UPT Tahura Sultan Adam berkolaborasi dengan investor pariwisata meresmikan Kalsel Park, sebuah taman wisata alam kekinian yang diharapkan semakin meningkatkan pendapatan daerah.
Perjalanan panjang Geopark Pegunungan Meratus mencapai puncaknya pada 2 Juni 2025. Setelah ditetapkan sebagai Geopark Nasional Indonesia pada 2018, Geopark Meratus akhirnya resmi menyandang status UNESCO Global Geopark (UGG).
Gubernur Kalimantan Selatan, Muhidin, didampingi Duta Besar Indonesia untuk Prancis, Mohamad Oemar, Ketua Harian Geopark Meratus, Hanifah Dwi Nirwana, dan perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), menerima sertifikat UGG langsung di Paris, Prancis.
Meratus menjadi salah satu dari dua geopark Indonesia (bersama Geopark Kebumen, Jawa Tengah) yang menerima pengakuan bergengsi ini di antara 16 geopark dari berbagai negara.
Geopark Meratus memiliki 54 geosite yang tersebar dari hulu hingga hilir Pegunungan Meratus. Mayoritas geosite ini merupakan bagian dari kawasan wisata seperti goa, air terjun termasuk Taman Hutan Raya Sultan Adam, Rumah Adat Bubungan Tinggi khas Banjar, Pasar Terapung, hingga aktivitas pendulangan intan tradisional dan tambang kuno peninggalan zaman penjajahan Belanda.
Selain itu, kawasan ini juga kaya akan produk dan kearifan lokal seperti kopi Aranio, kayu manis, kerajinan sasirangan, purun, dan aneka jajanan khas.
DORONG TRANSISI EKONOMI
Gubernur Kalsel Muhidin menyatakan bahwa pengakuan Unesco ini sejalan dengan visi provinsi dalam mentransformasi ekonomi, dari ketergantungan pada pertambangan menuju sektor yang lebih ramah lingkungan seperti pariwisata, perkebunan, pertanian, dan ekonomi kreatif.
Meski demikian, sektor pertambangan masih mendominasi ekonomi Kalsel, dengan kontribusi rata-rata 26,42% dalam lima tahun terakhir dan 29,47% pada 2024 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel.
Badan Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Kalsel, mencatat sektor tambang masih menjadi andalan dan daya tarik bagi investor. Tercatat pada 2024 lalu realisasi investasi di Kalsel mencapai Rp25 triliun, jauh melampaui target pemerintah sebesar Rp19 triliun.
Investasi ini didominasi pertambangan, perkebunan dan industri pengolahan. Pada 2025 pemerintah pusat menarget capaian investasi di Kalsel mencapai Rp30 triliun
"Dengan status UGG ini menjadi langkah baru bagi Badan Pengelola Geopark Meratus (BPGM) untuk mempromosikan Geopark Meratus lewat pariwisata, budaya, dan kekayaan alamnya hingga mancanegara," tutur Muhidin.
Ia berharap keberadaan Geopark Meratus dapat memberikan manfaat luas bagi kesejahteraan masyarakat dan ekonomi daerah. Namun, kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian daerah masih tergolong kecil. Karena itu, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk mengoptimalkan potensi Geopark Meratus sebagai motor penggerak ekonomi hijau.
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Achmad Yunani, optimistis pariwisata dan Geopark Meratus sangat potensial menggerakkan ekonomi masyarakat melalui pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis geopark. "Potensi ekonomi dapat digali berupa budaya ekonomi, budaya sosial religi, dan budaya kearifan lokal," jelasnya.
Senada, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Banjarmasin, Fajar Majardi, menekankan pentingnya konsep berkelanjutan dan inklusif dalam pemanfaatan kekayaan alam di Kalsel. Ia menyoroti risiko ketergantungan pada komoditas seperti batubara yang rentan terhadap fluktuasi pasar global.
"Konsep ekonomi hijau merupakan upaya membangun peradaban yang lebih peduli pada pelestarian lingkungan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan kehidupan masa datang," kata Fajar.
Dengan isu perubahan iklim yang semakin mencuat dalam satu dekade terakhir, transisi menuju ekonomi hijau bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Di sini, Kalimantan Selatan punya peluang besar menjadi contoh pembangunan berkelanjutan dengan Geopark Meratus sebagai pusatnya. (E-2)