
GALAKSI yang sudah mati seharusnya tidak memancarkan semburan cahaya radio. Namun, galaksi berusia 11 miliar tahun ini justru melakukannya, membuat para ilmuwan kebingungan.
Di alam semesta kita terdapat banyak "kuburan" bintang, galaksi-galaksi yang telah mati dan dipenuhi sisa-sisa bintang yang pernah bersinar. Namun, salah satu galaksi kuno ini tampak seperti bangkit dari kegelapan.
Penelitian terbaru mengungkapkan adanya galaksi mati yang mengeluarkan kilatan cahaya misterius suatu perilaku yang seharusnya lenyap di masa lalu. Dua studi yang menjelaskan penemuan mengejutkan ini diterbitkan pada 21 Januari di The Astrophysical Journal Letters.
Menurut para peneliti, cahaya kilatan yang membingungkan ini merupakan jenis letusan kosmik yang dikenal sebagai semburan radio cepat (Fast Radio Burst/FRB). Semburan cahaya radio yang muncul dengan cepat dan dapat melampaui seluruh galaksi dalam waktu beberapa milidetik sebelum menghilang sepenuhnya.
Beberapa FRB muncul sekali, sedangkan lainnya muncul berulang kali. FRB diperkirakan terkait dengan ledakan supernova, yang menandai kematian bintang-bintang bermassa tinggi. Oleh karena itu, FRB lebih umum terjadi di lokasi-lokasi bintang sedang terbentuk di galaksi muda yang aktif dan kaya akan gas serta debu yang diperlukan untuk melahirkan bintang.
"Dari ribuan FRB yang telah terdeteksi, hanya sekitar seratus yang lokasinya diketahui di galaksi induknya," ungkap Tarraneh Eftekhari, salah satu penulis kedua studi itu dan astronom dari Universitas Northwestern. "Galaksi-galaksi ini cenderung mengalami banyak pembentukan bintang, yang berarti lebih banyak bintang mengalami supernova. "
Namun, Eftekhari dan timnya kemudian menyelidiki ledakan berulang baru yang berasal dari 22 sinyal yang dideteksi antara Februari dan November 2024 oleh Eksperimen Pemetaan Intensitas Hidrogen Kanada (CHIME), sebuah jaringan teleskop radio di British Columbia. Penelusuran ini mengarahkan mereka kepada penyebab yang tidak terduga: pinggiran galaksi mati berusia 11 miliar tahun, yang seharusnya sudah meninggalkan era pembentukan bintang. Meskipun demikian, ini tidak berarti galaksi itu telah kembali hidup.
Sebuah "keanehan" kosmik
Menurut Vishwangi Shah, rekan penulis studi dan astronom di Universitas McGill, FRB umumnya terjadi di dekat pusat galaksi, sehingga ledakan yang berasal dari pinggiran galaksi ini menjadi sangat aneh. "Semua kejutan ini bersama-sama menjadikan FRB ini sebagai anomali di antara populasi yang lebih besar," jelas Shah kepada Live Science.
Tim peneliti memiliki beberapa teori mengenai penyebab ledakan tersebut. Salah satu kemungkinannya adalah dua bintang tua telah bertabrakan. Alternatif lainnya adalah katai putih sisa dari bintang yang telah mati yang menyusut, mungkin saja mengalami keruntuhan. Apa pun itu, penemuan baru ini masih menyisakan banyak hal yang perlu diteliti mengenai sifat FRB.
Dalam beberapa bulan mendatang, lebih banyak lagi susunan teleskop CHIME akan mulai aktif, dengan tujuan menambah ratusan semburan tambahan ke dalam inventaris FRB, kata Eftekhari. "Kami akan dapat memperluas pemahaman kami mengenai lebih banyak kejadian ini dan melacaknya kembali ke berbagai jenis galaksi," tambahnya. (Live Science/Z-3)