Mataram, NTB – Kepercayaan keluarga ternodai! Seorang pria berinisial PK (62), warga Kecamatan Ampenan, harus berurusan dengan polisi setelah ketahuan mengambil BPKB motor milik iparnya dan menggunakannya sebagai jaminan kredit di sebuah perusahaan pembiayaan (finance).
Aksi diam-diam ini akhirnya terbongkar ketika motor milik korban, Honda Vario, tiba-tiba ditarik oleh pihak finance karena dianggap menunggak pembayaran. Kejadian yang mengejutkan ini membuat korban curiga dan segera mencari BPKB yang ia simpan di dalam lemari, namun dokumen berharga itu sudah raib.
Merasa dirugikan hingga belasan juta rupiah, korban akhirnya melaporkan kasus ini ke Polresta Mataram. Tim Resmob Satreskrim pun bergerak cepat dan berhasil menangkap PK di rumahnya di wilayah Ampenan pada 1 Februari 2025.
Kasat Reskrim Polresta Mataram AKP Regi Halili S.Tr.k., S.I.K., melalui Kanit Ranmor Iptu M. Taufik, menjelaskan bahwa kasus ini mulai terungkap pada November 2025. Saat itu, korban merasa bingung karena motornya yang tidak pernah ia jaminkan ke pihak mana pun, tiba-tiba ditarik oleh finance.
Korban yang awalnya bersikeras bahwa BPKB masih tersimpan di dalam lemarinya akhirnya harus menerima kenyataan pahit: dokumen tersebut telah diambil oleh seseorang dan digunakan sebagai jaminan kredit.
“Atas laporan tersebut, kami melakukan penyelidikan hingga akhirnya berhasil mengidentifikasi terduga pelaku, ” ujar AKP Regi Halili.
Saat diamankan, PK yang merupakan kakak ipar korban langsung mengakui perbuatannya. Ia mengungkapkan bahwa dirinya sedang mengalami masalah keuangan, sehingga nekat mengambil BPKB motor milik iparnya untuk mengajukan kredit.
Kini, PK harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia dijerat dengan Pasal 362 KUHP tentang pencurian, yang bisa berujung pada hukuman pidana.
“Terduga beserta barang bukti BPKB dan sepeda motor sudah kami amankan untuk proses hukum lebih lanjut, ” tutup AKP Regi Halili.
Kasus ini menjadi peringatan bagi semua orang agar lebih berhati-hati dalam menyimpan dokumen berharga, bahkan di dalam rumah sendiri. Kepercayaan keluarga pun tak selalu bisa dijadikan jaminan!. (Adb)