Film Angkara Murka Tayang 22 Mei, Debut Sutradara Eden Junjung

3 hours ago 4
Film Angkara Murka Tayang 22 Mei, Debut Sutradara Eden Junjung Ilustrasi(Dok Forka Film)

FILM horor Angkara Murka yang menjadi debut sutradara Eden Junjung akan tayang pada 22 Mei. Film produksi Forka Films ini dibintangi oleh Raihaanun, Aksara Dena, Simhala Avadana, Whani Darmawan, dan Rukman Rosadi.

Angkara Murka bercerita tentang Ambar (diperankan oleh Raihaanun), ibu muda yang terpaksa bekerja di tambang pasir demi mencari suaminya, Jarot (Aksara Dena), yang hilang secara misterius di lokasi tambang tersebut. Namun, di balik kerasnya dunia pertambangan, Ambar menghadapi teror yang lebih dalam, kekuasaan yang rakus, praktik tumbal, dan makhluk tak kasat mata yang menjaga tanah itu. Bersama Lukman (Simhala Avadana), Ambar berusaha mengungkap rahasia yang dikubur di dalam tambang dan menghadapi kekuatan yang membungkam suara-suara lemah. 

“Saya tumbuh di kaki gunung yang katanya dihuni setan, tapi seiring waktu saya sadar, ketakutan itu sengaja ditanamkan untuk membungkam. Lereng yang dibilang angker, ternyata jadi ladang tambang ilegal. Itulah horor yang sebenarnya,” kata sutradara Angkara Murka Eden Junjung dalam siaran pers yang diterima Media Indonesia, Kamis, (24/4).

Eden Junjung lebih dulu dikenal di skena film pendek lewat karya-karyanya yang mencuri perhatian di festival film internasional seperti Happy Family, Bura, dan The Intrusion. Film Angkara Murka sendiri sebelum tayang di jaringan bioskop Indonesia, akan lebih dulu ditayangkan secara perdana (world premiere) di Far East Film Festival (FEFF) 2025 di Udine, Italia, pada 30 April. Di festival tersebut, film Angkara Murka akan berkompetisi di kategori White Mulberry Award for Best Debut Feature. 

Produser Ifa Isfansyah, yang sebelumnya sukses menggarap dan mengantarkan Gadis Kretek, Before Now and Then (Nana) dan Sang Penari menyebut Angkara Murka sebagai langkah berani Forka Films ke ranah horor. 

“Lewat film ini, kami menggabungkan teror, emosi, dan kritik sosial dalam satu pengalaman sinematik yang berbeda. Ceritanya dekat dengan realitas, tapi bicara dalam bahasa film yang bisa dinikmati siapa saja,” kata Ifa.(H-2)
 

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |