PROGRAM Studi Sarjana Ilmu Politik Universitas Bakrie menggelar Indonesian Youth SDGs Summit (IYSDGs) 2025 di Auditorium Abdulrahman Saleh RRI, Jakarta. Mengusung tema Future-Ready Cities: Pioneering Sustainable Innovation Through Policy Agenda, forum ini menjadi momentum untuk mendorong kontribusi generasi muda dalam pembangunan kota yang inklusif dan berkelanjutan.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Bakrie Dudi Rudianto mengatakan generasi muda memiliki potensi besar dalam merancang ruang terbuka hijau, transportasi inklusif, teknologi ramah lingkungan, hingga gerakan sosial yang berkontribusi pada pembangunan kota. Ia juga menekankan pentingnya inovasi dari pemuda dalam membangun kota.
“Jangan remehkan ide sekecil apa pun dari anak muda, karena bisa jadi itulah yang dibutuhkan dunia,” ujar Dudi, melalui keterangannya, Minggu (25/5).
Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Harris Muhammadun menyoroti komitmen DTKJ dan Pemprov DKI Jakarta dalam mencapai SDGs, khususnya poin 9 dan 11, melalui peningkatan mobilitas inklusif dan kesetaraan ruang publik. Sementara itu, Puteri Indonesia Intelegensia 2024 Lady Diandra mengajak generasi muda untuk menjadi perancang kebijakan.
“Generasi muda sekarang perlu menjadi desainer kebijakan, aktif mengidentifikasi masalah dan merumuskan solusi. Kita tidak lagi menjadi penonton,” tegasnya.
Deliani Siregar dari ITDP memaparkan strategi Avoid, Shift, Improve sebagai pendekatan untuk membangun kota yang berkelanjutan melalui perbaikan sistem transportasi publik. Menurut Deliani, kualitas, integrasi, dan aksesibilitas transportasi publik menjadi kunci keberlanjutan kota, yang berdampak langsung pada kualitas hidup dan pertumbuhan ekonomi masyarakat urban.
Ketua Program Studi S1 Ilmu Politik Universitas Bakrie Aditya Batara Gunawan mengatakan masa depan kota tidak hanya dibangun oleh kemajuan teknologi, tetapi juga oleh tekad generasi muda untuk menciptakan keadilan, keberlanjutan, dan harapan.
“Kebijakan berbasis data dan partisipasi publik adalah fondasi dari kota yang berkelanjutan. Generasi muda sudah memahami pentingnya data dan memiliki energi besar untuk memberi dampak positif di masyarakat," katanya. (E-4)