Didukung Pelemahan Dolar AS, Harga Emas Diprediksi akan Kian Melambung

2 days ago 7
Didukung Pelemahan Dolar AS, Harga Emas Diprediksi akan Kian Melambung Karyawan menunjukkan emas logam mulia di salah satu gerai emas di Jakarta.(Dok. MI/Susanto)

ANALIS emas Ibrahim Assuaibi meramalkan harga emas dunia akan terus merangkak naik didukung faktor global dan pelemahan indeks dolar Amerika Serikat (AS). Dia mencatat pada Rabu (16/4), pukul 12.03 WIB, harga emas dunia tercatat berada di level US$3.285 per ons troy.

Secara teknikal, baik secara harian (daily) maupun mingguan (weekly), terdapat indikasi kuat harga emas dunia berpotensi menyentuh level US$3.310 per ons troy dalam minggu ini atau minggu depan.

“Bahkan, harga emas bisa menyentuh level tertinggi US$3.300 per ons troy," ujar Ibrahim dalam keterangannya, Rabu (16/4).

Sementara itu, indeks dolar AS juga menunjukkan tren pelemahan, tercatat turun sebesar 0,35% ke level 99,86. Secara teknikal, jika dilihat dari pergerakan harian dan mingguan, ada kemungkinan besar indeks dolar akan terus melemah hingga ke level 97,00. Pelemahan ini, lanjut Ibrahim, didorong oleh data inflasi Amerika Serikat yang dirilis sesuai ekspektasi, yaitu turun dari 3% menjadi 2,5%.

Hal tersebut memunculkan spekulasi bahwa Bank Sentral AS (The Fed) berpotensi memangkas suku bunga lebih dari tiga kali di tahun ini. Bahkan, beberapa pengamat memperkirakan penurunan suku bunga bisa mencapai lebih dari 1%.

"Kapan hal ini terjadi akan ditentukan dalam pertemuan pejabat The Fed pada bulan April ini," jelasnya.

Di sisi lain, ketegangan geopolitik dan perang dagang juga menjadi faktor pendorong naiknya harga emas dunia. Ketegangan antara AS dan Tiongkok semakin memanas, terutama karena Tiongkok menahan impor produk-produk dari AS, termasuk pesawat Boeing. Hal ini berdampak langsung terhadap kinerja saham-saham teknologi di pasar.

Sementara itu, situasi di Timur Tengah juga memanas. Iran mengancam Kuwait, yang disebut-sebut akan menjadi pangkalan pesawat-pesawat tempur AS dalam potensi serangan ke Iran.

"Ketidakpastian geopolitik semacam ini turut memperkuat posisi emas sebagai aset safe haven," terang Ibrahim.

Di dalam negeri, harga logam mulia diprediksi juga akan terus meningkat. Kombinasi dari melemahnya nilai tukar rupiah serta naiknya harga emas dunia akan mendorong kenaikan harga logam mulia di pasar domestik.

Pada hari ini, harga emas Antam mengalami lonjakan signifikan. Yakni meroket Rp20.000 dari perdagangan hari sebelumnya, Rp1.896.000 per gram menjadi Rp1.916.000 per gram.

Terpisah, Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengungkapkan emas merupakan aset lindung nilai yang penting. Ketika individu berada dalam kondisi yang tidak nyaman untuk berinvestasi dalam bentuk apapun, maka biasanya mereka akan memilih instrumen investasi yang paling aman. Emas dianggap menjadi investasi yang paling aman, sekaligus paling mudah untuk dilakukan

Tak hanya individu, Anton mengatakan dalam situasi ekonomi yang tidak menentu, negara pun kerap menyimpan cadangannya dalam bentuk emas.

“Saya kira hingga saat ini emas masih menjadi cadangan terakhir yang paling diandalkan," ujarnya kemarin.

BSI memproyeksikan penjualan emas hingga akhir April 2025 melonjak menjadi 230 kilogram. Di satu sisi, Anton menerangkan penyebab lonjakan penjualan emas karena meningkatnya literasi masyarakat terhadap prospek emas pasca bank emas diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada Februari 2025 lalu. (H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |