
KONFERENSI pers yang menghadirkan utusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk Ukraina dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dibatalkan pada Kamis (20/2) atas permintaan delegasi AS.
Zelensky dan pensiunan Jenderal AS Keith Kellogg, utusan khusus Trump untuk Ukraina dan Rusia seharusnya berbicara kepada pers setelah pertemuan mereka di ibu kota Ukraina.
Namun acara tersebut telah dibatalkan, kata juru bicara presiden Ukraina Serhii Nikiforov. Sementara Delegasi AS belum memberikan pernyataan resminya sejauh ini.
Kunjungan Kellogg ke Kyiv bertepatan dengan perseteruan terbaru antara Trump dan Zelensky, yang meningkat hingga Trump menyebut Zelensky sebagai diktator.
Kondisi itu menimbulkan keraguan lebih lanjut mengenai masa depan dukungan Washington untuk Ukraina di tengah invasi Rusia yang sedang berlangsung di negara Eropa Timur tersebut.
"Saya cinta Ukraina, tetapi Zelensky telah melakukan pekerjaan yang buruk, negaranya hancur, dan jutaan orang telah meninggal secara tidak perlu," kata Trump dalam sebuah postingan di Truth Social seperti dilansir dari Africanews, Jumat (21/2).
"Zelensky sebaiknya bergerak cepat atau dia tidak akan memiliki negara yang tersisa," tambahnya.
Kata-kata kasar Trump disampikan sebagai tanggapan atas pernyataan sebelumnya oleh Zelensky, yang mengatakan bahwa presiden AS itu hidup di "ruang disinformasi" Rusia, menyusul tuduhan Trump bahwa peran Zelensky sebagai presiden tidak sah karena tidak ada pemilihan umum di Ukraina.
Ukraina dijadwalkan menggelar pemilihan presiden pada bulan Maret atau April 2024, untuk mengakhiri masa jabatan lima tahun pertama Zelensky.
Pemungutan suara ditunda karena konstitusi negara tersebut tidak mengizinkan pemilihan umum berdasarkan darurat militer, yang diumumkan pada 24 Februari 2022 atau hari ketika Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina.
Kremlin berulang kali berupaya memanfaatkan penundaan tersebut untuk menggambarkan Zelensky sebagai "orang tidak sah" tetapi klaim itu ditolak oleh Kyiv karena dianggap sebagai distorsi konstitusi.
Berbicara di Konferensi Keamanan Munich pada Sabtu lalu, presiden Ukraina mengatakan bahwa ia terbuka untuk membahas pemilihan umum di Ukraina, tetapi ini bukanlah sesuatu yang diinginkan oleh rekan senegaranya karena kekhawatiran bahwa pencabutan darurat militer dapat melemahkan pertahanan negara.
"Saya berfokus pada kelangsungan hidup negara kita. Saya telah melakukan ini sepanjang masa jabatan saya," katanya.
Sementara itu, sejumlah pemimpin Eropa, termasuk Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Kanselir Jerman Olaf Scholz, membela Zelensky dengan menyatakan bahwa ia dipilih secara demokratis.
Starmer dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang juga menunjukkan dukungannya terhadap kepemimpinan di Kyiv. Mereka diperkirakan akan menuju Gedung Putih awal minggu depan untuk membahas perang Rusia di Ukraina. (Fer/I-1)