
GUBERNUR Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan komitmennya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan melakukan efisiensi anggaran guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat.
Dia menargetkan pembangunan infrastruktur jalan di Jawa Barat dengan menyelesaikan perbaikan jalan hingga 100% pada 2026.
Menurutnya, peningkatan kualitas dan kapasitas jalan ini diharapkan mendukung perkembangan kawasan industri yang pesat.
"Material jalan harus ditingkatkan, lebarnya harus ditambah karena beberapa wilayah di Jabar sudah menjadi kawasan industri. Selain itu, jalan harus aman dengan marka yang jelas, CCTV, penerangan jalan umum, serta ruang estetika seperti gapura," kata Dedi usai serah terima jabatan di Gedung DPRD Jawa Barat, Kota Bandung, Jumat (21/2).
Terkait dukungan industri ini, dia menekankan pentingnya kualitas material jalan agar lebih tahan lama dan mampu menahan beban kendaraan berat. "Harus tahan lama."
Selain perbaikan jalan, Dedi pun fokus pada pengembangan transportasi terintegrasi di Jawa Barat untuk meningkatkan konektivitas wilayah. Pada transportasi darat, salah satunya dengan merencanakan pengembangan monorel di wilayah Bandung Raya dan sekitarnya.
Dia berharap keberadaan monorel mampu mengatasi kemacetan dan memperkuat konektivitas antarkota. Selain itu, dia berencana mengaktifkan kembali jalur kereta peninggalan kolonial Belanda yang dinilai memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai transportasi massal yang efisien dan ramah lingkungan.
"Kami akan menjajaki pengembangan monorel di wilayah Bandung Raya dan sekitarnya, termasuk Cimahi, Kabupaten Bandung dan Sumedang. Kami juga ingin mengaktifkan kembali jalur kereta yang pernah ada pada era kolonial Belanda," katanya.
Pada sisi lain, Dedi menegaskan komitmennya untuk mengalokasikan anggaran secara efisien dengan fokus pada program yang berdampak langsung bagi masyarakat.
"Tidak ada efisiensi dalam arti pemotongan anggaran, yang ada adalah alih lokasi anggaran. Bahkan, saya menantang Kepala Bappeda untuk menaikkan belanja dari Rp31 triliun menjadi Rp33 triliun," tandasnya.