
DUKUNGAN terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar tetap bertahan di tengah tantangan ekonomi nasional dan global terus bergulir. Ini misalnya ditunjukkan pelaku industri konveksi dengan mengajak ikon anak muda Citayam Gank (Bonge, Kurma, dan Roy) untuk berbelanja produk lokal di Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta, Senin (12/5).
CEO Sinergi Adv Nusantara H Prama Tirta mengajak gank Citayam membeli baju dan jersey yang merupakan produk lokal di toko Marco Reus di Blok A. Mereka juga membeli celana jins yang juga produk lokal di toko Ads store di Blok F, dan dilanjutkan dengan membeli topi.
Mereka tampak antusias mengunjungi tempat belanja pakaian terbesar di Asia Tenggara tersebut. Kedatangan Prama dan gank Citayam yang dikenal karena Citayam Fashion Walk-nya pun menarik perhatian pengunjung Pasar Tanah Abang. Tidak terkecuali para pedagang di sana.
Prama mengatakan dirinya mengajak Bonge, Kurma dan Roy, yang merupakan ikon SCBD Fashion Walk agar bisa mengetahui produk-produk lokal.“Produk lokal, model, jahitannya nggak kalah bagus sama yang dari luar (impor). Jadi, produk lokal tidak kalah sama impor. Kita selaku pelaku UMKM, pelaku konveksi harus mendukung sesama produk lokal supaya bisa maju, bisa punya daya saing lawan produk impor,” ujar Prama.
Dia juga mengimbau pelaku UMKM harus benar-benar memperhatikan desain dan modelnya. “Buat teman-teman UMKM jangan gampang patah semangat. Nggak laku terus kita nyerah. Nggak ada modal terus kita nyerah, pasti ada jalan,” ujar Prama.
“Saya juga mengimbau pabrik kain harus mendukung konveksi. Jangan apa-apa ke bank. Jadi pabrik kain perlu dukung konveksi. Konveksi dukung pabrik kain, Insya Allah maju. Kita harus bersinergi,” imbuhnya. Prama juga mengatakan banyak produk lokal yang dijual di Pasar Tanah Abang.
“Tadi kita melihat itu ramai pasarnya. Alhamdulillah semoga kedatangan Bonge dan gank Citayam ke pasar Tanah Abang yang ramai, tambah ramai. Khususnya anak-anak muda jadi paham produk lokal itu juga bagus, tidak kalah bagus dengan produk impor.”
Prama juga memberikan tips kepada teman-teman UMKM harus bisa membaca tren. “Kita perlu melihat tren, mana yang lagi digemari, supaya bisa jalan laku di pasaran. Di Tanah Abang ini offline, juga tidak ada salahnya teman-teman belajar online. Pemasaran marketing lewat online, gak ada salahnya. Jadi, offline jalan, online juga jalan,” ujarnya.
Konten promosi produk lokal
Sementara itu, Bonge berharap kedatangannya belanja pakaian di Pasar Tanah Abang bisa mendorong anak-anak muda lebih mencintai produk dalam negeri. “Kami, Citayam and gank juga akan terus melakukan beberapa hal untuk meningkatkan kecintaan pada produk lokal. Misalnya, kita buat konten. Bahwa produk lokal ini bagus,” ujarnya.
Sementara itu, Rudi, pedagang pakaian dan jersey dari toko Marco Reus mengatakan kalau produk lokal menangnya di model, harga dan kualitas. “Kita model lebih up-to-date. Sama kualitas jahitan nggak kalah. Jadi kalau modelnya kita lokal tuh lebih cepat. Kalau impor lama dia bikin terus dikirim sampai sini bisa berbulan-bulan. Kadang kadang modelnya sudah berubah lagi,” ujarnya.
Mengenai banyaknya produk impor, lanjut Rudi, tidak berpengaruh. "Kami menang di model, sama kualitas dan harga. Misalkan di impor bisa Rp200 ribuan, kalau lokal paling modal Rp90 ribu-Rp100 ribu,” ujarnya.
Rudi berharap kedatangan Prama beserta Gank Citayam, bisa membuat UMKM lokal ke depan lebih maju lagi. Senada dengan itu, Ifan, karyawan toko Ads store yang menjual celana jins menyampaikan saat ini produk lokal makin digemari. Kualitas dan modelnya juga bagus. “Kami jual produk lokal. Kalau main impor sekarang, agak susah. Lebih bagus lokal. Harganya juga kompetitif Rp80-Rp90 ribu,” tukasnya. (H-2)