Bos Penelitian Kanker Serukan Deteksi Dini Kanker Prostat: Menyelamatkan Nyawa dengan Skrining Nasional

6 days ago 14
 Menyelamatkan Nyawa dengan Skrining Nasional Oliver Kemp, CEO Prostate Cancer Research, mengingatkan pentingnya bagi pria untuk menyingkirkan rasa gengsi dan segera memeriksakan diri terkait risiko kanker prostat.(freepik)

PARA pria didesak untuk menyingkirkan rasa gengsi dan segera memeriksakan diri terkait risiko kanker prostat. Seruan ini datang dari Oliver Kemp, CEO Prostate Cancer Research, yang mengaku menghadiri “terlalu banyak” pemakaman pasien yang terlambat didiagnosis.

Kemp menyebut laki-laki cenderung "sangat buruk" dalam mengurus kesehatannya sendiri. Kebiasaan lama itu membuat mereka enggan mencari bantuan medis.

Padahal, kondisi ini membuat semakin banyak pria meninggal sia-sia akibat kanker prostat yang seharusnya bisa ditangani jika terdeteksi sejak awal. Ia pun mendukung kampanye Daily Mail yang mendorong adanya program skrining nasional kanker prostat untuk pria berisiko tinggi.

Pria berusia 46 tahun ini menjelaskan masih banyak pria yang enggan memeriksakan kesehatannya ke dokter, karena menganggap pemeriksaan dini tidak terlalu penting. Beberapa bahkan berpikir jika memang sakit, cepat atau lambat akan terasa juga, sehingga tidak perlu tahu lebih awal. Padahal, menurutnya, jika kanker prostat terdeteksi sejak dini, peluang untuk sembuh jauh lebih besar karena masih bisa diobati secara efektif.

“Kita kehilangan 12.000 pria setiap tahun karena terlambat mendeteksi kanker prostat. Kalau kita bisa mendorong lebih banyak pria untuk periksa lebih awal, kita bisa menyelamatkan banyak nyawa,” lanjutnya.

Kanker prostat kini menjadi jenis kanker yang paling banyak terdiagnosis di Inggris, dengan 55.033 kasus tercatat pada 2023. Deteksi dini sangat meningkatkan peluang pengobatan yang berhasil.

Menurut analisis dari Prostate Cancer Research, program skrining nasional diperkirakan akan mendeteksi sekitar 775 kasus kanker prostat lebih awal setiap tahunnya pada pria berisiko tinggi berusia 45-69 tahun. Kelompok pria ini meliputi pria kulit hitam, mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker prostat, serta individu yang membawa mutasi genetik tertentu.

Program ini juga dapat mencegah hampir 300 pria setiap tahun dari diagnosis stadium 4, saat kanker sudah menyebar ke organ lain dan tak lagi bisa disembuhkan.

Penelitian juga menunjukkan manfaat ekonomi bersih sebesar £11.900 (sekitar Rp240 juta) untuk setiap pria yang didiagnosis lebih awal.

 “Saya sudah menjabat selama tujuh tahun, dan selama itu, saya menghadiri pemakaman orang-orang yang tahu mereka sakit saat semuanya sudah terlambat. Di tahun pertama saya bekerja, saya menghadiri pemakaman pria usia 50-an dengan dua anak kecil. Rasanya benar-benar menyayat hati,” tutur Kemp.

“Itulah alasan kenapa saya dan organisasi ini begitu berkomitmen karena kami sudah terlalu sering melihat peristiwa seperti itu, dan kami ingin hal itu berhenti terjadi,” tambahnya

Namun Kemp juga memberikan apresiasi kepada tokoh-tokoh seperti Sir Chris Hoy, juara Olimpiade enam kali, dan mendiang Bill Turnbull, presenter BBC, yang secara terbuka membicarakan diagnosis kanker mereka.

“Pria, pada umumnya, sangat buruk dalam mengurus kesehatan sendiri. Banyak yang tumbuh dalam budaya yang menuntut untuk selalu kuat, jadi menunjukkan kelemahan seperti periksa kesehatan dianggap tabu selama bertahun-tahun,” ungkapnya.

“Kita harus mengubah pola pikir itu. Kanker bisa menyerang siapa saja baik kamu atlet Olimpiade atau orang biasa dengan kondisi tubuh seadanya. Kanker bisa datang ke siapa saja,” lanjutnya.

“Setiap kali ada tokoh publik yang disukai orang banyak berani bicara, itu bisa memicu obrolan di tempat nongkrong atau dengan pasangan. Itu membantu mengikis stigma, dan mendorong lebih banyak pria untuk periksa,” katanya.

Ia menambahkan bahwa kemajuan teknologi medis juga telah membuat efek samping pengobatan kanker prostat seperti impotensi dan inkontinensia (tidak bisa menahan buang air kecil) jauh lebih ringan.

Akurasi tes juga meningkat pesat, sehingga makin jarang terjadi diagnosis palsu yang berujung pada pengobatan tak perlu.

Mungkin itulah kenapa dalam survei terbaru Daily Mail, 94% dokter umum di Inggris mendukung adanya program skrining nasional kanker prostat, serupa dengan yang sudah ada untuk kanker payudara, usus besar, dan leher rahim di NHS (layanan kesehatan nasional Inggris).

“Di zaman sekarang, 94% orang setuju terhadap satu hal itu luar biasa. Itu artinya para dokter ini sangat sering harus menyampaikan kabar pasien mereka berada di tahap akhir kanker padahal seharusnya itu bisa dicegah dengan deteksi dini,” paparnya. 

“Mengapa mereka harus memberi tahu pasien bahwa penyakitnya sudah stadium lanjut dan tak bisa disembuhkan, padahal jika dideteksi lebih cepat, peluang sembuh bisa 100 persen?” tanyanya.

Komite Skrining Nasional Inggris saat ini sedang meninjau bukti-bukti manfaat skrining kanker prostat untuk pria berisiko tinggi, dan dijadwalkan akan memberikan rekomendasi akhir tahun ini.

Namun dukungan politik lintas partai sudah mulai terbentuk termasuk dari mantan Perdana Menteri Rishi Sunak dan penggantinya, Sir Keir Starmer.

Sebagai seorang ayah dari dua anak, Hallie yang berusia 7 tahun dan Finley yang berusia 4 tahun, Kemp menyatakan bahwa keinginan politik untuk mendukung program ini sudah ada. Ia juga merasa publik berharap para politisi dari semua partai dapat bersatu mendukung langkah ini demi kebaikan bersama. (Daily Mail/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |