
SAAT seorang anak melakukan kesalahan, orangtua kerap marah hingga membentak anak baik secara sadar maupun tidak sadar. Hal tersebut bisa berdampak buruk pada perkembangan emosi anak dalam jangka panjang.
Seorang Praktisi Anak, Anne Margareta mengungkapkan saat orangtua marah dan membentak karena anak melakukan kesalahan, anak mungkin akan menurut pada saat itu dan patuh sementara waktu, akan tetapi hatinya akan merasa jengkel.
“Bisa-bisa ia bertumbuh menjadi anak yang keras kepala," katanya, melalui Instagram pribadinya @parentingworker.
"Saat si kecil salah, lalu kita bentak dan suruh dia jangan mengulangi kesalahannya lagi, mungkin untuk sesaat dia akan nurut, tapi hatinya jengkel,” sambungnya.
Dampak buruk lainnya saat orangtua kerap membentak anak saat anak berbuat salah ialah anak akan tumbuh menjadi sosok yang keras.
“Dengan kita melakukan ini, anak kita akan belajar bahwa nada keras itu bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah," ungkapnya.
"Jadinya, kalau nanti dia sudah besar, dia apa-apa ngomongnya akan keras juga,” lanjutnya.
Tindakan yang Tepat
Saat anak berbuat salah, alih-alih memarahi dan membentak anak, Anne Margareta membagikan tindakan yang tepat saat anak berbuat salah, sebagai berikut.
- Tetap Tenang
Anne mengungkapan otak anak mempunyai koneksi yang kuat dengan emosi orangtuanya. Sehingga, ketika orangtua marah, anak juga akan ikut merasakan emosi tersebut.
“Kalau kita sudah keburu jengkel, coba tarik napas yang dalam, agar kita bisa lebih tenang,” saran Anne.
- Fokus pada Perilaku Anak
Saat anak menumpahkan susu, tak jarang orangtua yang langsung marah dan membentak dengan mengatakan, "Kamu itu memang ceroboh banget. Sering banget tumpah-tumpah, gitu."
Hal tersebut tentu tidak baik untuk anak. Alih-alih marah dan membentak dengan kalimat tersebut, Anne menyarankan berfokus kepada perilaku anak dan bisa mengatakan ke anak, "Wah susunya tumpah ya, yuk kita bersihin sama-sama."
Dampak Positif
Orangtua yang bisa mengubah cara bicaranya ke anak, akan memberikan dampak baik kepada perkembangan anak. Dengan pendekatan yang lebih tenang dan fokus pada perilaku, anak akan merasa lebih nyaman dan mudah diajak bekerja sama.
Sehingga, orangtua pun akan melihat perubahan positif pada hubungan dengan anaknya. Anak akan terbangun rasa percaya dan aman dalam berhubungan dengan orangtuanya. Dampak positif lainnya ialah membantu anak belajar bertanggung jawab. (Nas/M-3)