
WAKIL Menteri Agama Romo HR Muhammad membantah memberi dukungan terhadap tradisi organisasi masyarakat (ormas) meminta tunjangan hari raya (THR) ke pengusaha. Menurutnya, agama mengajarkan untuk memberi, bukan meminta.
"Meminta apalagi dengan memaksa, itu jelas bukan budaya kita. Agama tidak mengajarkan hal itu. Karenanya, tidak seharusnya dilakukan. Kita tolak itu," tegas Wamenag dalam keterangannya, Kamis (27/3).
Di sisi lain, Syafii mendukung tradisi saling memberi di momen Idulfitri. “Yang saya maksud sebagai budaya kita itu saling memberi, terlebih di hari Idul Fitri,” katanya.
“Sebagai contoh, setiap lebaran, saya siapkan uang khusus untuk diberikan kepada cucu, anak-anak sekitar rumah, dan tetangga yang membutuhkan. Ini juga dilakukan sekaligus mendidik anak untuk peduli dan mau berbagi," sambungnya.
Ditegaskan Wamenag, memberi adalah hal positif. Puasa juga melatih umat Islam untuk peduli sehingga lahir pribadi-pribadi yang dermawan.
"Kedermawanan penting agar harta tidak hanya bergulir di kalangan orang-orang kaya saja. Ada pemerataan," sebutnya.
Sebelumnya, viral pernyataaan Wamenag Muhammad Syafi'i yang disebut tidak mempersoalkan jika Ormas meminta THR ke para pengusaha. Hal itu dianggap sebagai budaya berlebaran di Indonesia sejak dulu kala.
"Saya rasa itu budaya lebaran Indonesia sejak dahulu kala. Tak perlu dipersoalkan. Ya mungkin ada yang lebih ada yang kurang. Ya kadang-kadang dapat. Kadang-kadang enggak," ucapnya. (Ifa/I-1)