Trump Tunjuk Jared Isaacman Pimpin NASA, Targetkan Misi Cepat ke Mars

1 week ago 14
Trump Tunjuk Jared Isaacman Pimpin NASA, Targetkan Misi Cepat ke Mars Presiden Donald Trump resmi mencalonkan Jared Isaacman, miliarder dan astronot sipil, sebagai pimpinan baru NASA.(NASA)

DALAM pidato pelantikannya pada 20 Januari, Trump mengatakan Amerika Serikat “akan mengejar takdir kita menuju bintang-bintang, meluncurkan astronot Amerika untuk menancapkan bendera Amerika di planet Mars.”

Jared Isaacman, miliarder pengusaha sekaligus astronot sipil yang dipilih Trump untuk memimpin badan antariksa tersebut, menggemakan ambisi itu dalam sidang pencalonannya Rabu (9/4) di hadapan Komite Senat untuk Perdagangan, Sains, dan Transportasi.

Isaacman, 42, memaparkan serangkaian tujuan dalam sambutan pembukaannya, dengan menempatkan misi penerbangan luar angkasa berawak sebagai prioritas utama.

“Pertama, astronot Amerika akan memimpin jalan di medan tertinggi luar angkasa. Seperti yang dikatakan presiden, kita akan memprioritaskan pengiriman astronot Amerika ke Mars,” ujar Isaacman.

Planet Merah telah lama menjadi tujuan akhir NASA, yang ingin mencapainya setelah membangun kehadiran permanen di tempat yang lebih dekat terlebih dahulu: bulan. Melalui program Artemis, NASA berharap dapat mendirikan satu atau lebih pangkalan di dekat kutub selatan bulan yang kaya air sebelum akhir dekade ini.

Tiongkok juga menargetkan bulan, dengan rencana mendaratkan astronot di sana pada tahun 2030. Politisi dan pejabat militer AS, serta para pemangku kepentingan di komunitas antariksa, menekankan pentingnya memenangkan apa yang disebut sebagai “perlombaan luar angkasa baru” ini, untuk mencegah Tiongkok menetapkan standar operasi dan eksplorasi di tetangga terdekat Bumi itu.

Salah satu politisi tersebut adalah Senator Ted Cruz (R-Texas), yang memimpin Komite Perdagangan, Sains, dan Transportasi. Dalam sidang hari ini, Cruz memperingatkan agar tidak meninggalkan pendekatan bertahap Artemis demi rute cepat langsung ke Mars.

“Kita harus tetap pada jalur yang sudah ada,” kata Cruz. “Perubahan prioritas yang ekstrem pada tahap ini hampir pasti akan berarti bulan akan dikuasai Tiongkok, dan kita kehilangan pijakan selama beberapa generasi. Sulit membayangkan kesalahan yang lebih fatal di luar angkasa selain berkata kepada Tiongkok komunis: ‘Bulan milik kalian.’”

Isaacman menjawab ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Ia menyatakan NASA bisa mengejar beberapa tujuan secara bersamaan.

“NASA adalah lembaga luar biasa yang bisa melakukan hal-hal yang nyaris mustahil,” ujarnya. “Kita bisa menyusun rencana menuju Mars sesuai visi presiden, kembali ke bulan sebelum Tiongkok tiba di sana, dan sekaligus membangun ekonomi luar angkasa serta melakukan hal-hal lainnya.”

Program Artemis, seperti yang dirancang saat ini, mengandalkan roket raksasa yang disebut Space Launch System (SLS), kapsul awak bernama Orion, dan stasiun luar angkasa yang direncanakan mengorbit bulan, yang dikenal sebagai Gateway. Sesuai rencana, astronot Artemis akan mendarat di bulan menggunakan pendarat yang dibangun swasta — yaitu Starship milik SpaceX dan Blue Moon milik Blue Origin, keduanya masih dalam tahap pengembangan.

Beberapa aspek dari arsitektur ini mendapat kritik dari politisi dan pengamat antariksa, karena proyek Artemis telah mengalami berbagai penundaan dan pembengkakan biaya selama bertahun-tahun.

Dalam sidang, Isaacman mengatakan ia tidak berniat membatalkan proyek Gateway atau bagian lain dari Artemis saat ini. Namun, dukungannya terhadap arsitektur misi bulan tersebut terdengar kurang meyakinkan.

“Saya percaya ini adalah cara terbaik dan tercepat untuk mencapainya,” ujar Isaacman. “Saya tidak yakin ini adalah cara jangka panjang yang efektif untuk pergi-pulang ke bulan dan Mars dengan frekuensi tinggi. Tapi ini adalah rencana yang kita miliki sekarang, dan kita harus membawa kru ini mengelilingi bulan dan kru berikutnya mendarat di bulan.”

Kalimat terakhir tersebut merujuk pada misi Artemis 2 NASA, yang dijadwalkan akan meluncurkan empat astronot dalam perjalanan mengelilingi bulan tahun 2026, serta Artemis 3, misi pendaratan di bulan yang direncanakan diluncurkan pada pertengahan 2027.

Isaacman adalah CEO dan pendiri perusahaan pemrosesan pembayaran Shift4. Ia juga merupakan pilot swasta berpengalaman dan astronot sipil dengan dua penerbangan luar angkasa: Inspiration4 dan Polaris Dawn, yang masing-masing terbang pada September 2021 dan September 2024.

Kedua misi tersebut menggunakan perangkat keras milik SpaceX, sehingga Isaacman memiliki hubungan dengan pendiri dan CEO SpaceX, Elon Musk. Musk dekat dengan Presiden Trump, menjabat sebagai penasihat presiden serta pemimpin dari “Departemen Efisiensi Pemerintah” yang bertujuan memangkas biaya dan regulasi.

Senator Ed Markey (D-Massachusetts) mengangkat isu tersebut dalam sidang hari ini, menanyakan apakah Musk hadir dalam pertemuan Isaacman dengan Trump (saat itu masih presiden terpilih) di Florida pada akhir 2024. Isaacman menolak menjawab langsung, dan hanya menyebut berulang kali bahwa ia sedang diwawancarai oleh Trump.

Markey juga menanyakan apakah Isaacman telah berdiskusi dengan Musk mengenai rencananya untuk NASA. Kali ini, jawaban langsung diberikan: “Belum.”

Markey dan senator lainnya masih punya waktu untuk mempertimbangkan pencalonan Isaacman. Komite Perdagangan, Sains, dan Transportasi tidak diharapkan mengadakan pemungutan suara konfirmasi terhadapnya sebelum tanggal 28 April, menurut laporan CNN. (Space/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |