
PRESIDEN Donald Trump melancarkan serangan terhadap mantan pejabat federal yang mengkritiknya selama masa jabatan pertamanya, dengan menandatangani perintah eksekutif yang menargetkan mantan pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) Miles Taylor dan mantan Direktur Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA) Chris Krebs.
Taylor menjadi sorotan publik setelah menulis opini di New York Times pada 2018 dan sebuah buku yang mengkritik Trump, saat ia menjabat sebagai kepala staf Menteri DHS saat itu, Kirstjen Nielsen. Hal ini membuat Trump geram, dan ia bersikeras tidak mengingat Taylor selama menjabat di pemerintahan.
Sementara itu, Krebs dipecat Trump beberapa minggu setelah pemilu 2020 karena menolak klaim Trump mengenai kecurangan pemilu yang meluas.
Perintah eksekutif ini mencabut semua izin keamanan yang mungkin masih dimiliki Taylor dan Krebs sejak mereka meninggalkan jabatan, serta memerintahkan Departemen Kehakiman untuk menyelidiki kedua mantan pejabat tersebut. Langkah ini menjadi contoh terbaru dari upaya Trump menggunakan kekuatan pemerintah federal untuk menargetkan lawan politiknya.
“Saya pikir apa yang dia lakukan, dan dia menulis buku, ‘Anonymous,’ berisi segala macam kebohongan, hal-hal buruk – dan menurut saya, itu seperti pengkhianatan, seperti mata-mata,” kata Trump tentang Taylor. “Saya pikir ini kasus yang sangat penting, dan saya pikir dia bersalah atas pengkhianatan, kalau kamu mau tahu yang sebenarnya, tapi kita akan lihat nanti.”
Trump juga mengecam Krebs atas komentarnya tentang pemilu 2020.
“Saya pikir dia bilang ini adalah pemilu paling aman yang pernah kita adakan, padahal setiap hari kamu baca di koran tentang semakin banyak kecurangan yang ditemukan,” ujar Trump.
“Dia yang penipu. Dia memalukan. Jadi, kita akan lihat apakah pemilunya benar-benar aman atau tidak, dan kalau ternyata tidak, dia harus membayar mahal, dan dia orang jahat.” (CNN/Z-2)