
IKATAN Ekonom Kesehatan Indonesia (IEKI) bekerja sama dengan The Asia-Pacific Women’s Cancer Coalition (APAC WCC) untuk mempercepat eliminasi kanker serviks melalui perluasan skrining DNA HPV dan tes IVA di berbagai daerah. Kolaborasi ini menargetkan peningkatan cakupan skrining hingga 75% pada 2030 dengan melibatkan berbagai pihak.
Direktur Penyakit Tidak Menular (PTM) Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan bahwa kanker serviks merupakan satu-satunya jenis kanker yang dapat dicegah dan disembuhkan jika terdeteksi dini. Ia menegaskan bahwa vaksinasi dan skrining dini menjadi kunci untuk menekan angka kasus kanker serviks di Indonesia.
“Kanker serviks merupakan satu-satunya kanker yang dapat dicegah dan disembuhkan. Semakin dini kita temukan, maka semakin tinggi pula tingkat kesembuhannya. Dengan kombinasi vaksin dan skrining, kita bisa menjaga seluruh lapisan kelompok dalam mencapai eliminasi kanker serviks,” ujar Siti Nadia Tarmizi saat Press Conference Reafirmasi Komitmen Eleminasi Kanker Serviks pada Kamis, (24/4).
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia (PDS PatKLIn), Aryati, juga menyeroti pentingnya tes diagnostik yang akurat dan berkualitas dalam mendorong tingkat skrining kanker serviks di Indonesia.
“Diagnostik memiliki peran penting dalam menjaga kualitas pelayanan kesehatan nasional. Ketika penanganan ini dilakukan sedini mungkin, maka peluang hidup bisa mencapai 20 tahun ke atas,” ujar Aryati.
Menurut Country Director Jhpiego Indonesia, Maryjane Lacoste, kolaborasi ini akan menjadi proyek percontohan di Jawa Timur seperti wilayah Surabaya dan Sidoarjo. Proyek percontohan ini menggambarkan kegiatan skrining secara komprehensif dan menyentuh segala aspek. Inisiatif ini dapat diharapkan sebagai langkah upaya kesiapan ekosistem kesehatan di Indonesia dalam mengeleminasi kanker serviks.
“Di tahun ini kami bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan dan Roche Indonesia berkolaborasi melaksanakan sebuah proyek percontohan di Jaw timur dengan menargetkan 5.500 skrining perempuan di wilayah Surabaya dan 1.300 perempuan di wilayah Sidoarjo. Proses ini akan mengajak para wanita untuk melakukan skrining dan juga memastikan pencatatan dan pelaporan hasil data secara akurat,” ujar Maryjane Lacoste.
Eleminasi kanker serviks dengan metode skrining DNA HPV dan tes IVA ini berharap menjadi metode deteksi dini yang bisa direkomendasikan dan efisien dengan berjalan lancar untuk memastikan layanan yang dapat menjangkau lapisan perempuan secara merata dan meluas.