Serunya Ramadan di Negeri Paman Sam

3 weeks ago 10
Serunya Ramadan di Negeri Paman Sam Masjid Komunitas Muslim di Ann Arbor(Youtube Media Indonesia)

BULAN Ramadan selalu menjadi momen spesial bagi umat Muslim di seluruh dunia, termasuk mereka yang tinggal jauh dari kampung halaman. Bagi Muhammad Rizal Mahfuzo, mahasiswa S2 di University of Michigan, Ramadan di Amerika Serikat memberikan pengalaman yang unik dan penuh kehangatan. Hal itu dibagikan Rizal dalam program Kurma yang tayang di YouTube Media Indonesia. 

Sebagai mahasiswa, mencari tempat berbuka puasa gratis adalah salah satu cara bertahan selama bulan Ramadan. Salah satu destinasi favorit Rizal dan teman-temannya adalah Masjid Komunitas Muslim di Ann Arbor. “Mereka menyediakan kurma dan air putih untuk berbuka. Setelah itu, kita salat magrib lalu pergi ke aula utama untuk makan bersama,” ujar Rizal.

Di masjid, sistem makan malam dilakukan secara prasmanan. Tema makanan sering kali berganti, dan pada malam tertentu, sajian khas Timur Tengah menjadi menu utama. “Ada nasi mandi, daging kambing, hummus, kussa mashi. Enak banget,” ceritanya. 

Selain menikmati hidangan, suasana buka puasa ini juga menjadi ajang bersosialisasi. “Sambil makan, kita bisa saling berbicara, saling bercerita, ngobrol sana-sini, dan kenalan dengan orang baru. Pokoknya, selain dapat teman baru, dapat makanan gratis. Insya Allah dapat pahala juga ya,” tambahnya.

Seperti di Indonesia, di Ann Arbor, umat Muslim juga menjalankan salat isya dan tarawih secara berjamaah. “Sama kayak di Indonesia, di sini juga terdapat kultum. Dan untuk salat tarawih ada pilihan delapan rakaat atau 20 rakaat. Kultum biasanya dilaksanakan setelah rakaat keempat,” jelas Rizal.

Yang menarik, masjid sering mengadakan kuis bagi anak-anak dengan hadiah menarik bagi yang berani menjawabnya. Setelah delapan rakaat, sebagian jemaah pulang, sementara yang lain melanjutkan hingga 20 rakaat atau lebih. “Setelah tarawih selesai, walaupun dingin-dingin, terkadang banyak orang yang nongkrong dulu di masjid hanya untuk saling bercerita,” kata Rizal.

Selain itu, ada anak-anak yang membuka bazar kecil-kecilan. “Ada chiki-chikian, permen, minuman. Banyak yang jualan juga,” tambahnya. 

Setelah itu, Rizal dan teman-temannya sering melanjutkan malam Ramadan mereka di kedai kopi khas Timur Tengah yang bernama Qahwah House. Di sana ada berbagai macam kopi dan teh khas Timur Tengah.

Hari berikutnya, Rizal dan teman-temannya mengikuti perjalanan yang disediakan kampus ke Dearborn, sebuah kota yang terkenal sebagai kampung Arab di Amerika Serikat. 

Di Dearborn, nuansa Timur Tengah sangat kental. Tidak aneh jika kita melihat banyak plang bertuliskan Arab di sana. Dan juga banyak sekali warganya yang berbicara menggunakan bahasa Arab. Di Dearborn juga terdapat Museum Arab Amerika yang sangat terkenal.

Selain itu, ada banyak toko kue yang menjual berbagai hidangan manis khas Arab seperti kunafa, pistachio, hingga baklava. 

Ramadan di Amerika memang berbeda dari di tanah air, tetapi kebersamaan dan kekompakan komunitas Muslim di sana membuat suasana tetap hangat dan menyenangkan. “Seru banget sih, meskipun jauh dari keluarga, tetap bisa merasakan kebersamaan dengan sesama Muslim di sini,” tutup Rizal. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |