
KEBERHASILAN perusahaan tidak hanya diukur dari sisi finansial, tapi juga komitmen terhadap keberlanjutan bisnis yang berbasis atas tanggung jawab terhadap environment, social and governance (ESG). Hal tersebut disampaikan Direktur Utama ABMM Andi Djajanegara dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (25/4). “Keberlanjutan bukan sekadar kewajiban, tapi inti strategi pertumbuhan jangka panjang," kata dia.
PT ABM Investama Tbk (ABMM) mencatatkan raihan kinerja positif pada sepanjang 2024 yang penuh tantangan. Di tengah situasi itu, manajemen ABMM menegaskan komitmen pada keberlanjutan, inovasi, dan diversifikasi bisnis di tengah situasi ekonomi global yang dinamis.
Dalam hal ini, ABMM meraih ESG Transparency and Disclosure Award dengan predikat leadership AAA dari Bumi Global Karbon Foundation. Raihan penghargaan itu merupakan bentuk pengakuan atas komitmen ABMM terhadap tata kelola lingkungan, sosial, dan perusahaan yang transparan. "ABMM juga mendapat penghargaan Best Non Financial Sector Company dari IICD, berkat penerapan prinsip Good Corporate Governance secara konsisten," kata dia.
Selain fokus pada ESG, terang dia, ABMM berinvestasi dalam inovasi teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional dalam menghadapi tantangan industri.
Inovasi dilakukan pada proses produksi dan logistik agar lebih efisien dan hemat biaya. Teknologi ini juga menjaga kualitas produk.
“Inovasi adalah kunci untuk bertahan dan tetap tumbuh di tengah ketidakpastian pasar. Dengan mengadopsi teknologi baru, kami bisa bersaing dan memberi nilai tambah untuk pemangku kepentingan,” tambah Andi.
Direktur ABMM Hans Christian Manoe menjelaskan capaian strategis lainnya, termasuk fasilitas pinjaman jangka panjang sebesar US$395 juta untuk refinancing dan reprofiling sejumlah pinjaman dan global bonds. Langkah ini menurunkan biaya bunga dan memperbaiki jatuh tempo utang perusahaan.
"ABMM juga terus memperkuat portofolio melalui diversifikasi bisnis. Akuisisi PT Nirmala Coal Nusantara di Sumatra dan PT Piranti Jaya Utama di Kalimantan jadi salah satu langkah strategis pada 2024. Selain menambah kapasitas produksi, akuisisi ini juga meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian daerah," tuturnya.
Dari sisi operasional, ABMM mencatatkan volume overburden removal sebesar 270,34 juta BCM yang mengindikasikan komitmen investasi perusahaan dan strategi produksi berkelanjutan. ABMM juga mencatatkan coal getting volume mencapai 39 juta ton. Pendapatan konsolidasi mencapai US$1,2 miliar, dengan laba adjusted EBITDA sebesar US$341 juta.
Hans menerangkan pengembangan sumber daya manusia juga mendapat perhatian khusus sebagai fondasi utama transformasi organisasi menuju era baru industri pertambangan berkelanjutan. ABMM berinvestasi dalam program pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan keterampilan karyawan. Inisiatif ini bertujuan menciptakan tenaga kerja kompeten dan siap menghadapi tantangan industri yang terus berubah.
“Di tengah ketidakpastian global akibat geopolitik dan perubahan iklim, kami optimistis kombinasi antara inovasi teknologi dan pendekatan human-centered akan membawa ABMM jadi perusahaan yang lebih kompetitif dan bertanggung jawab,” jelas Hans.
Ia menambahkan setiap langkah strategis perusahaan dirancang untuk memberikan dampak nyata, tidak hanya bagi ABMM tetapi juga untuk masyarakat.
“Kami tidak hanya membangun bisnis yang kuat, tapi juga membentuk masa depan lebih berkelanjutan. Setiap langkah strategis kami dirancang untuk memberi dampak positif, baik bagi perusahaan maupun masyarakat sekitar,” ujarnya. (H-2)