
DUA mahasiswa Universitas Sebelas Maret ( UNS) Surakarta perkenalkan Sistem Deteksi Longsor Ramah Lingkungan dan berhasil keluar sebagai juara II Festival Ilmiah Mahasiswa (FILM) 2025
Kedua mahasiswa yang merupakan bagian tim “Go To Japan” itu adalah Aditya Wisnu Yudha Marsudi dari Program Studi (Prodi) S1 Fisika dan Desnia Anindy Irni Hareva dari Prodi S1 Statistika.
Mereka meraih Juara II dalam ajang FILM 2025, pada subkategori Infografis, lewar inovasi sistem deteksi tanah longsor ramah lingkungan dan berkelanjutan yang diberi nama SOLID (Solar Panel-Powered IoT-Based Landslide Detection).
“Kami mengangkat permasalahan serius terkait bencana tanah longsor yang mengancam sekitar 40,9 juta penduduk Indonesia yang tinggal di daerah rawan longsor, dengan 918 lokasi rawan tersebar di berbagai wilayah," kata Aditya kepada para wartawan, Selasa (29/4/2025).
SOLID merupakan solusi inovatif dan menjadi sebuah sistem deteksi tanah longsor yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. "Ya SOLID ini menjadi terobosan teknologi mitigasi bencana tanah longsor di Indonesia, memanfaatkan efisiensi energi panel surya dan teknologi Internet of Things (IoT)," imbuh Aditya
Sistem ini, lanjut dia, terintegrasi dengan aplikasi _WhatsApp_ untuk menyebarkan peringatan bencana kepada masyarakat dalam radius 10 kilometer.
Prototipe SOLID beroperasi dengan panel surya sebagai sumber utama energi dan dilengkapi baterai lithium sebagai cadangan saat sinar matahari tidak tersedia.
Sistem ini dilengkapi tiga sensor utama untuk mengukur indikator kritis tanah longsor, yaitu kelembapan tanah, kemiringan lereng, dan pergeseran tanah.
*Peringatan 3 Level*
Yang sangat menarik, SOLID mampu mengirimkan peringatan dalam tiga level: “Siaga”, “Waspada”, dan “Awas”, melalui notifikasi _WhatsApp_, berdasarkan parameter yang diprogram dalam Arduino IDE.
Keunggulan lain dari SOLID adalah kemampuannya memprediksi potensi longsor hingga 14 hari ke depan menggunakan algoritma _Long Short-Term Memory (LSTM)_.
Hal ini memberikan waktu lebih panjang bagi masyarakat untuk melakukan evakuasi. Selain peringatan digital, sistem juga dilengkapi alarm fisik berupa suara _buzzer_ dan lampu strobo untuk meningkatkan kesadaran di lokasi bencana.
*Diskusi dan Riset*
Dalam persiapan kompetisi, tim mendapatkan bimbingan dari Dr. Ir. Sorja Koesuma, yang mendampingi diskusi riset pada semester lima terkait indikator tanah longsor dan aspek teknisnya.
“Pengetahuan yang beliau sampaikan menjadi fondasi penting dalam pengembangan karya kami. Selama dua bulan, kami fokus membuat infografis dan mengembangkan prototipe SOLID," lugas Aditya.
Dia beberkan lebih lanjut, bahwa dirinya dan Desnia, mengimplementasikan indikator utama seperti kelembapan tanah dengan teknologi IoT yang terhubung langsung ke WhatsApp, sebagai sistem notifikasi.
Ajang FILM 2025 menghadirkan tiga kategori lomba, yakni Esai, LKTI, dan Infografis, dengan partisipasi lebih dari 1.800 peserta dari 114 universitas di 22 provinsi di Indonesia.
Tim UNS memilih subtema Teknologi, dalam kerangka tema besar “Sinergi Inovatif Generasi Muda di Era Society 5.0 untuk Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) Menuju Indonesia Emas 2045.”
“Kami sangat bersyukur dan bangga bisa meraih juara dalam kompetisi infografis tingkat nasional ini. Apalagi bagi tim kami, ini adalah pengalaman lomba pertama yang langsung membuahkan hasil membanggakan," timpal Desnia ikut menguatkan..
Proses pembuatan karya hingga tahap presentasi final memberikan banyak pelajaran tentang pentingnya kolaborasi, riset mendalam, dan kreativitas dalam menyampaikan informasi secara visual.
Ajang FILM 2025 ini merupakan upaya UNS untuk mencapai SDGs keempat yaitu Pendidikan yang Berkualitas serta SDGs kesembilan Industri, Inovasi, dan Infrastruktur terkait upaya mitigasi bencana yang mungkin terjadi.(H-2)