
KOORDINATOR Program Doktor Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Jakarta (FEB UNJ), Prof. Dr. Umi Widyastuti mengatakan bahwa di era digital saat ini, memahami karakteristik generasi Z sebagai sumber daya manusia perusahaan merupakan hal yang sangat penting.
“Pentingnya adaptasi manajemen SDM terhadap perkembangan karakteristik generasi Z yang digital native dan mengedepankan nilai keberagaman serta fleksibilitas kerja,” ungkapnya dalam acara Economics Expo 2025 dilansir dari keterangan resmi, Jumat (25/4).
Associate Professor di SBM ITB, Achmad Ghazal menambahkan, dalam dunia kerja, Gen Z mencari makna dalam pekerjaan, bukan hanya sekadar gaji. Oleh karena itu, strategi manajemen SDM perlu mengakomodasi keunikan mereka melalui pendekatan yang lebih fleksibel, transparan, dan teknologi-enabled.
Di tempat yang sama, dosen di Asia University Taiwan, Hanif Rizaldy menjelaskan bahwa Generasi Z sangat peduli terhadap isu keberlanjutan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam memilih tempat kerja.
“Mereka mengharapkan lingkungan kerja yang mendukung nilai-nilai keberlanjutan, seperti hybrid working, keterlibatan sosial perusahaan, serta komitmen terhadap inklusi dan transparansi. Gen Z tidak hanya mencari pekerjaan, tetapi juga tempat di mana mereka bisa berdampak,” ujar Hanif.
Sementara itu, Head of Talent Acquisition di Erdigma Indonesia, Sri Mulyati memaparkan strategi praktis dalam menarik dan mempertahankan talenta Gen Z.
“Pentingnya employer branding berbasis digital, proses rekrutmen yang adaptif, serta pengalaman kandidat yang humanis dan berbasis data. Gen Z membutuhkan ruang untuk berkembang, mendapatkan feedback yang konstruktif, serta work-life balance yang mendukung kesehatan mental mereka,” tandasnya.
Dengan pendekatan yang inklusif, digital, dan berorientasi pada keberlanjutan, diharapkan perusahaan mampu menjadi tempat tumbuh yang ideal bagi Gen Z, sekaligus menciptakan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat dan lingkungan. (H-2)