
BALAI Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Penyiapan Tenaga Kompeten Brigade Pangan (BP) sebanyak 465 angkatan di Provinsi Kalimantan Tengah. Itu wujud komitmen Kementan untuk meningkatkan kompetensi pejuang pangan.
Selama bulan April, BBPP Lembang menyelenggarakan pelatihan sebanyak 25 angkatan di beberapa kabupaten, yaitu Kapuas, Barito Selatan, Barito Timur, Seruyan, Kotawaringin Timur, dan Kotawaringin Barat. Pelatihan dilaksanakan selama 3 hari untuk setiap angkatan.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menyambut baik pelatihan tersebut. Menurut dia, Kementan siap mengoptimalisasi lahan pertanian melalui pembentukan Brigade Pangan (BP) untuk mencapai swasembada pangan, dalam hal ini beras.
“Brigade Pangan akan menjadi garda terdepan dalam mengelola dan mengoptimalkan lahan pertanian secara modern, profesional, dan terampil dengan menjalankan usaha yang berorientasi bisnis dan menghasilkan pendapatan dan keuntungan,” ucapnya dalam keterangan, Rabu (30/4/2025).
Ia menambahkan, BP mengelola lahan pertanian secara terstruktur, dengan skala pengelolaan mencapai sekitar 200 hektar per BP. Program itu juga mencakup pengelolaan lahan rawa yang optimal dan pencetakan sawah rakyat.
"Serta mengintegrasikan pendekatan berbasis komunitas dengan teknologi canggih,” imbuhnya.
BP juga diberikan dukungan berupa alat dan mesin pertanian, pelatihan, serta akses ke benih unggul, pupuk, dan pestisida. “Program ini tidak hanya meningkatkan produksi pangan nasional tetapi juga menciptakan ekosistem agribisnis modern yang memberdayakan generasi muda,” imbuhnya.
Di sisi lain, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan jumlah BP yang telah terbentuk sebanyak 1.900 yang tersebar di 16 Provinsi, yaitu 1.779 pada tahun 2024 dan 121 pada tahun 2025.
BPPSDMP, lanjut dia, menargetkan pembentukan sebanyak 4.224 BP. “Saat ini, BP yang sudah beroperasi mencapai 1.154 BP dengan cakupan luas lahan mencapai 230.800 Hektar yang tersebar di 12 provinsi,” ungkap Santi.
Salah seorang peserta BP Prajurit Tani, mengaku siap mempraktikkan ilmu yang didapat selama pelatihan. Selama 3 hari pelatihan, peserta memperoleh materi inti tentang pengolahan lahan menggunakan traktor roda 2 dan pengolahan lahan menggunakan traktor roda 4.
“Setelah pelatihan ini, kami akan langsung mempraktikkan tanam padi di bulan Mei dengan menerapkan ilmu yang kami peroleh selama pelatihan terutama penggunaan alsintan, sehingga harapannya bulan Agustus bisa panen padi," katanya.
Pelatihan tersebut juga mencakup pengenalan, pengoperasian, perawatan, dan pemeliharaan mesin panen kombinasi (combine harvester), dan laporan usaha tani.
“Terima kasih Kementerian Pertanian dengan diadakannya pelatihan ini kami bisa memahami pengelolaan lahan sawah di sini yang dapat lebih efisien dan produktif,” ujarnya saat penutupan pelatihan di Balai Penyuluhan Pertanian Selat Kabupaten Kapuas, Rabu (30/4/2025). (I-1)