
Pemerintah terus menunjukkan keseriusan untuk menyediakan pangan secara merata dengan harga yang terjangkau untuk masyarakat. Langkah terbaru, pemerintah menggandeng Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) agar pangan pokok strategis bisa menyentuh pasar modern sehingga masyarakat punya pilihan berbelanja pangan pokok selain di pasar tradisional.
"Kita semua terima kasih ke Aprindo karena setelah pasar tradisional, kita juga melakukan hal yang sama di pasar modern. Tadi disebutkan ada discount up to 30% bahkan sampai 50% dan difokuskan ke komoditas pangan strategis," kata Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi melalui keterangan resmi, Sabtu (1/3).
Ia memastikan pelibatan pasar modern dalam penyediaan pangan tidak akan menimbulkan distorsi pasar. Pasalnya, pasar tradisinal juga melakukan hal yang sama yakni melalui operasi pasar murah.
Di kesempatan itu, Arief juga menekankan pentingnya produksi pangan dalam negeri. Terlebih hal itu telah menjadi titah Presiden Prabowo Subianto dalam bagaimana menjaga harga di tingkat petani/peternak, namun tetap harus memberikan harga yang baik di tingkat konsumen.
"Kita semua menjaga harga baik di hulu maupun di hilir. Perintahnya Bapak Presiden itu tidak boleh petani peternak merugi. Tapi masyarakat luas juga diberi harga yang baik. Kita mesti bersyukur. Negara tetangga kita hari ini susah. Contohnya beras hari ini di Malaysia krisis. Tapi Indonesia, kita punya cadangan beras sampai 1,9 juta ton. Jadi pemerintah bisa leluasa intervensi," tutur Arief.
Kendati demikian, Arief pun menyoroti persoalan cabai rawit yang sedang mengalami kendala dikarenakan faktor cuaca.
"Petani (cabai rawit) kita tidak bisa petik, sehingga pasokan ke pasar tersendat. Menurut teman-teman Champion Cabai kemungkinan di minggu kedua dan ketiga nanti, pasokan bisa kembali normal," sebutnya.
Berdasarkan data Panel Harga Pangan Bapanas, per 27 Februari 2025, rata-rata harga cabai rawit merah secara nasional menyentuh Rp82.499 per kilogram (kg). Sementara proyeksi kebutuhan konsumsi nasional dalam sebulan untuk cabai rawit akan mengalami peningkatan 13,52% atau menjadi sekitar 85,2 ribu ton di Ramadan atau Maret 2025.
"Untuk itu, adanya Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) itu sangat penting, sehingga Bapak Prabowo juga mungkin dalam waktu dekat akan memerintahkan cold storage di kota-kota besar untuk dapat menyimpan CPP. Misalnya daging itu bisa dalam frozen condition. Nanti itu bisa dipakai untuk melakukan intervensi kalau ada fluktuasi harga," ucapnya.
Di kesempatan itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan target penjualan dalam program ini hingga mencapai Rp75 triliun.
"Program Friday Mubarak yang diselenggarakan Aprindo kali ini akan berlangsung sampai 30 Maret 2025 dengan target penjualan Rp75 triliun. Di mana, setiap hari Jumat akan lebih banyak promosi dan diskonnya. Saya titip di antaranya nanti setelah bulan April sampai Desember, harus ada satu season lagi agar bisa mendongkrak sales. Tadi dengan Badan Pangan Nasional, kita sudah cek dengan beberapa daerah relatif kondisi suplai pangan aman," pungkas Airlangga.
Ketua Umum Aprindo, Solihin, menuturkan Friday Mubarak merupakan bentuk kolaborasi apik dengan pemerintah dalam membantu masyarakat.
"Kita berkolaborasi dengan pemerintah dan Badan Pangan Nasional selalu mendukung setiap kegiatan yang meringankan masyarakat. Kita sudah menyediakan stok yang kita perkirakan cukup," tandasnya. (E-3)