
KONSEKRASI berasal dari bahasa Latin (con: bersama, sacre: membuat suci) yang berarti membuat sepenuhnya suci. Kata konsekrasi juga biasa digunakan dengan arti penahbisan atau pemberkahan. Dengan demikian, 'Konsekrasi Suara Azan' di sini diartikan sebagai sebuah shock therapy atau kagetan untuk mengingatkan seseorang agar sementara waktu menghentikan semua kegiatan demi mempersiapkan diri menghadap Allah SWT.
Suara azan juga diharapkan bisa memberikan perekaman batin (tabarruk) bagi seorang bayi yang akan mengisi batin anak yang baru lahir. Rasulullah memerintahkan untuk azan di telinga kanan dan ikamah di telinga kiri. Berbahagialah orang-orang yang lahir dijemput dengan suara azan dan ikamah serta diantar dengan azan dan ikamah, sebagaimana dalam tradisi di sejumlah negara Islam mengantarkan suara azan dan ikamah kepada mayat kesayangannya di liang lahad.
Lafaz-lafaz suara azan semuanya mengingatkan kita kepada Allah SWT. Redaksinya disusun sendiri oleh Rasulullah SAW yang kemudian ditirukan oleh Bilal, muazin profesional Rasulullah di masjidnya. Selain untuk mengingatkan orang tentang waktu salat sudah masuk, lantunan lafaz-lafaz azan dan ikamah juga berfungsi sebagai shock therapy bagi orang yang percaya kepada kebesaran Allah SWT.
Mungkin tadinya pikiran dan jiwanya sedang kosong atau berjauhan dengan Tuhan, ketika tiba-tiba diperdengarkan alunan merdu yang mengajaknya ke jalan keberuntungan (Hayya 'ala al-falah), akhirnya ia tersadarkan untuk mengambil air wudu lalu menyungkurkan diri di hadapan kebesaran Allah SWT dalam salat. Subhanallah, betapa tenang hati dan pikiran bagi mereka yang memenuhi undangan Tuhan untuk hadir di hadapannya, sambil membisikkan kalimat indah kepada kekasihnya: Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in (Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan).
Lantunan suara azan untuk mengingatkan kepada kekasih-Nya bahwa waktu mikraj, mendaki langit menuju Tuhan, sudah tiba. Nabi bersabda: Barangsiapa yang memulai salatnya dengan azan dan ikamah maka akan turun para malaikat dari langit menjadi makmum di sampingnya dan ikut mengaminkan doa imam bersama-sama segenap jemaah lainnya. Salat yang tidak diawali dengan azan dan ikamah tidak akan ditemani malaikat.
Suara-suara azan dan ikamah yang senantiasa terdengar di dalam rumah mengubah rumah itu dari kuburan seperti musala. Rasulullah pernah bersabda: "Jangan menjadikan rumahnya bagaikan kuburan." Rumah yang bagaikan kuburan adalah rumah yang tidak pernah kedengaran suara azan, tidak pernah kedengaran suara-suara mengaji, juga tidak pernah digunakan pengajian dan salat berjemaah. Sebaliknya, rumah yang selalu diperdengarkan lantunan suara azan, bacaan ayat suci Al-Qur'an, dan digunakan salat berjemaah, maka rumah itulah yang dilukiskan oleh Nabi dengan “Baiti jannati" (Rumahku surgaku).
Amat indah suara azan bagi orang yang beriman dan para pencinta Tuhan. Setidaknya suara azan mengingatkan orang salat di awal waktu, yakni salat yang paling afdal. Azan dilakukan dua kali pada salat Jumat. Sekali merupakan undangan dan peringatan untuk menghargai hari Jumat dan kedua kalinya di antara dua khotbah khatib. Rasulullah bersabda: "Barangsiapa yang meninggalkan salat Jumat tiga kali berturut-turut dikhawatirkan mati dalam keadaan jahiliah." Rasulullah juga mengingatkan untuk menghentikan seluruh aktivitas, bahkan dipahami sebagian ulama haram hukumnya berjual beli pada saat pelaksanaan salat Jumat dimulai.
Azan juga dilakukan dua kali pada waktu subuh. Sekali sebelum subuh guna mengingatkan orang yang tidur untuk bangun dan berkemas-kemas menunaikan salat Subuh. Adapun azan kedua setelah waktu subuh masuk. Ini penting terutama yang bertetanggaan dengan masjid. Kata Rasulullah SAW: "Tidak ada salat (fardu) bagi yang bertetangga dengan masjid tidak melaksanakannya di masjid."
Terima kasih, muazin.