
PRODUSEN cat asal Bavaria, Jerman, Keim, pamer sejumlah keunggulan dari cat berbahan dasar mineral di pameran bahan bangunan Megabuild Indonesia 2025, kemarin. Berbeda dengan cat tembok dekoratif pada umumnya yang terbuat dari bahan sintetis atau akrilik (organik), Keim terdiri dari campuran potasium silikat cair (waterglass) dan pigmen warna mineral.
“Berbeda dengan cat akrilik, aplikasi Keim tetap membuat dinding beton berpori-pori. Jadi, air pada dinding setelah dicat tetap bebas menguap sehingga dinding tidak lembab,” kata Direktur Utama PT Romulo Nusantara Perkas, Dicky Ferdian, di Jakarta, kemarin.
Menurut Dicky, Berbeda halnya dengan cat akrilik yang cenderung menutup pori-pori dan menghilangkan karakter asli beton. Namun, aplikasi cat KEIM justru memperlihatkan tekstur beton secara alami.
Seperti halnya material mineral lainnya, cat KEIM melekat erat pada dinding beton melalui proses bonding alami, menjadikannya sangat tahan terhadap sinar UV, cuaca ekstrem, polusi, dan sifatnya yang tidak mudah terbakar (non-flammable), yang berbeda dengan cat akrilik.
“Ketahanan cat KEIM sudah terbukti di berbagai proyek global. Banyak bangunan yang masih mempertahankan cat KEIM hingga lebih dari 100 tahun, salah satunya adalah rumah Weisser Adler yang dicat pada tahun 1890 di Stein an Rhein, Swiss,” ujar Dicky.
Contoh bangunan modern lainnya yang menggunakan cat KEIM adalah London Aquatic Centre, karya arsitek Zaha Hadid (alm).
Cat KEIM sudah terbukti efektif untuk restorasi berbagai bangunan bersejarah dan cagar budaya. Selain rumah Weisser Adler, cat ini juga digunakan dalam renovasi Balai Kota Schwyz di Swiss yang dicat pada tahun 1891.
Di Indonesia, cat KEIM telah dipakai untuk merestorasi Museum Bank Indonesia, Museum Fatahillah, Gereja Immanuel di Jakarta, serta benteng Van den Bosch di Ngawi, Jawa Timur.
“Keim kini telah digunakan pada berbagai rumah pribadi dan bangunan korporasi modern. Partisipasi kami di Megabuild 2025 bertujuan untuk semakin memperluas jangkauan pasar KEIM,” tambah Dicky.
Karena berbahan dasar mineral, kandungan senyawa organik (Volatile Organic Compound/VOC) pada cat KEIM sangat rendah, yaitu kurang dari 1 gr/liter, sementara cat akrilik mengandung lebih dari 20 gr VOC. Setelah diaplikasikan, cat KEIM juga tidak mengeluarkan bau menyengat seperti cat tembok akrilik.
“Cat KEIM sangat ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan. Produk ini telah mendapat sertifikasi 'Cradle to Cradle', yang memastikan bahwa seluruh proses produksi dan bisnisnya sudah memenuhi standar keberlanjutan sosial dan lingkungan,” jelas Dicky.
Pada pameran Megabuild 2025, KEIM juga memperkenalkan cat khusus beton, KEIM Concretal Lasur, yang tidak hanya berfungsi sebagai pelindung, tetapi juga memperindah dinding beton.
KEIM Concretal Lasur juga menawarkan banyak kemungkinan kreatif bagi seniman, desainer, arsitek, dan pemilik bangunan.
“Desain seperti mural, colorwash, limewash, glaze techniques, monokrom, faux marbling, dan stensil sangat mudah diaplikasikan dengan menggunakan KEIM,” terang Dicky.
Meski harga cat KEIM cenderung lebih tinggi daripada cat akrilik, terutama untuk eksterior, daya tahan yang luar biasa membuatnya menjadi pilihan yang lebih efisien dalam jangka panjang.
Misalnya, harga cat interior KEIM berkisar Rp3 juta untuk 15 liter, sementara cat eksteriornya sekitar Rp8,3 juta untuk 25 kg. Namun, dibandingkan dengan umur cat yang bisa bertahan seumur bangunan, harga ini jauh lebih hemat.
Sementara perbedaan harga dengan cat akrilik interior juga tidak terlalu mencolok, yaitu sekitar Rp26.000/m² untuk KEIM dan Rp20.000/m² untuk cat akrilik termahal. Apalagi, aplikasi cat KEIM tidak memerlukan lapisan dasar, yang semakin menambah efisiensi.
Dicky juga mengungkapkan bahwa cat KEIM memiliki ketahanan warna hingga 10 tahun, dengan pilihan warna mencapai 290 varian.
Karena keistimewaan dan kepraktisannya, cat KEIM saat ini hanya tersedia melalui platform e-commerce dan penjualan langsung, dan tidak dijual di toko bahan bangunan, baik konvensional maupun modern. (Z-10)