
INDONESIA dan Qatar resmi menjalin kemitraan strategis untuk membangun satu juta rumah di Indonesia, sebuah proyek ambisius yang bertujuan mengatasi kekurangan perumahan di tanah air. Dengan investasi tahap pertama mencapai USD 2 miliar, proyek ini diharapkan tidak hanya menyediakan hunian layak bagi masyarakat, tetapi juga mempererat hubungan ekonomi kedua negara.
Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Wamen PKP) Fahri Hamzah menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama yang menandai langkah maju dalam pembangunan satu juta unit rumah di Indonesia. Acara ini berlangsung di Hotel Kempinski, Doha, Qatar, dan mempertemukan berbagai pihak penting, termasuk Bank Tabungan Negara (BTN) dan AQILAA Group, sebuah perusahaan investasi asal Qatar yang berperan besar dalam proyek ini.
Dalam penandatanganan tersebut, Fahri Hamzah, yang juga menjabat sebagai Komisaris PT. BTN (Persero), mengungkapkan rasa terima kasih kepada masyarakat Indonesia atas dukungan dan doa yang telah menyukseskan inisiatif besar ini. Ia menekankan bahwa proyek pembangunan satu juta rumah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah Indonesia dalam menyediakan hunian layak bagi rakyat.
“Dengan dukungan dari masyarakat, program investasi satu juta rumah ini kini menjadi lebih nyata. Terima kasih atas doa dan dukungannya,” kata Fahri melalui akun Instagram-nya saat dikutip, Rabu (9/4).
Selain Fahri, acara tersebut juga dihadiri oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Qatar, Ridwan Hassan, Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu, serta Sheikh Abdul Aziz Al Thani, perwakilan dari AQILAA Group yang juga turut memberikan sambutan. Sheikh Abdul Aziz menegaskan pentingnya kerjasama ini dalam mempererat hubungan kedua negara, serta memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Proyek ini dimulai dengan investasi pembangunan 100.000 unit rumah yang akan dikerjakan oleh AQILAA Group di bawah naungan BTN. Dengan alokasi dana sekitar USD20.000 per unit, total investasi untuk tahap pertama ini diperkirakan mencapai USD2 miliar. Sebagai langkah awal, hunian yang akan dibangun berbentuk vertikal seperti apartemen atau rumah susun subsidi di kawasan perkotaan seperti Jakarta.
Direktur Utama BTN, Nixon Napitupulu menambahkan, BTN berperan sebagai lembaga yang akan menyalurkan pembiayaan KPR bagi masyarakat yang ingin memiliki rumah tersebut. Selain itu, BTN juga memberikan opsi pembiayaan melalui skema konvensional maupun syariah, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
"BTN serius dalam mendukung program perumahan nasional, dan kami yakin kolaborasi internasional ini dapat mengurangi backlog perumahan serta meningkatkan perekonomian Indonesia," ujar Nixon.
Kerja sama ini tidak hanya terbatas pada Qatar saja, Fahri Hamzah juga mengungkapkan potensi pendanaan dari negara lain seperti Uni Emirat Arab (UEA) dan China, yang diharapkan dapat segera bergabung dalam proyek ambisius ini.
Kehadiran investor asing seperti AQILAA Group dari Qatar menjadi bukti pentingnya dukungan internasional dalam mempercepat pembangunan sektor perumahan di Indonesia. Selain itu, proyek ini diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru, memperkuat sektor konstruksi, serta meningkatkan sektor perbankan Indonesia.
Dengan adanya kolaborasi ini, pemerintah terus mewujudkan kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia, sejalan dengan visi besar program Tiga Juta Rumah yang terus berlanjut. (Z-10)