
Kepuasan publik terhadap Presiden Prabowo Subianto dinilai jadi modal penting pemerintah. Publik dipandang memiliki harapan besar terhadap visi Asta Cita yang digagas Kepala Negara.
"Semester awal ini publik merasa percaya dan puas dengan kinerja pemerintah dan itu merupakan modal awal yang cukup baik dan positif. Harapan publik ini besar sekali dan pemerintah seyogyanya disertai oleh upaya membangun ekosistem pendidikan agar visi Asta Cita maupun capaian Indonesia Emas 2045 dapat dilalui dengan baik," kata Direktur Eksekutif Human Studies Institute (HSI), Rasminto, di Jakarta, hari ini.
Hal itu disampaikannya merespons hasil survei Rumah Politik Indonesia (RPI) bertajuk 'Pandangan Publik Terhadap Kinerja Pemerintahan Prabowo-Gibran dalam Satu Semester'. Sebanyak, 76,5 persen responden menyatakan puas dengan kinerja pemerintah.
Sedangkan sebesar 15,8 persen responden menilai tidak puas. Sebanyak 7,7 persen responden menilai tidak tahu atau tak menjawab.
Rasminto mengatakan bahwa pada fase ini tantangannya adalah bagaimana memanfaatkan kesempatan demografi. Ia menambahkan bahwa kehadiran Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka, tidak hanya dipersepsikan mewakili anak muda tetapi mendayagunakan usia produktifnya secara optimal.
"Menurut saya Mas Gibran ini punya peluang dan kesempatan strategis. Selain masih muda atau dinilai mewakili anak muda, bersama Presiden Prabowo, Mas Gibran mempunyai peluang sangat bagus untuk mengoptimalkan kebijakan pemerintahan memanfaatkan momentum emas bonus demografi," ujar dia.
Pada hasil survei lainnya, kepuasan publik juga terlihat di sejumlah sektor. Salah satunya sektor pendidikan yang menempati rating tertinggi, dengan 77,8 persen.
Disusul kesehatan sebanyak 76,8 persen, sosial budaya sebesar 73,5 persen, dan hankam sebanyak 73,6 persen. Lalu bidang politik dan stabilitas nasional di tempat berikutnya, dengan 70,6 persen, kemudian hukum sebesar 65,4 persen, dan ekonomi sebanyak 64,5 persen.
Survei ini dilakukan pada 18 April-24 April 2025. Populasi dalam survei ini adalah masyarakat di atas 17 tahun atau yang sudah memiliki hak pilih dan berasal dari 30 Provinsi di Indonesia.
Metode survei yang digunakan adalah wawancara tatap muka. Teknik sampling yang digunakan adalah multistage random sampling.
Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 1.310 responden. Margin of error dari sutvei tersebut sebesar 2,48 persen pada tingkat kepercayaan ± 95 persen.(P-1)