
BEBERAPA waktu terakhir, Kota Yogyakarta mengalami peningkatan yang signifikan dalam kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Menyikapi situasi tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta memutuskan mengaktifkan kembali program "Satu Rumah Satu Jumantik" (G1R1J) dengan tujuan menekan angka kasus DBD yang terus bertambah.
Data dari Dinkes menunjukkan jumlah kasus DBD di wilayah ini melonjak, terutama saat musim hujan. Di mana kondisi lembap sangat mendukung berkembangnya nyamuk Aedes aegypti. Beberapa kecamatan yang mencatat peningkatan kasus tertinggi meliputi Umbulharjo, Kotagede, dan Gondokusuman.
Program G1R1J bertujuan melibatkan semua rumah tangga dalam upaya pencegahan DBD dengan menunjuk satu anggota keluarga sebagai Juru Pemantau Jentik (Jumantik).
Tugas utamanya adalah memastikan tidak adanya jentik nyamuk yang berkembang biak di lingkungan rumah masing-masing, melalui pemeriksaan rutin dan penerapan langkah-langkah pencegahan.
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menegaskan pengaktifan kembali program ini sangat penting, mengingat DBD masih merupakan ancaman kesehatan masyarakat, terutama bagi anak-anak dan lansia yang lebih rentan terhadap komplikasi dari infeksi virus dengue. Kepala Dinkes menyatakan keberhasilan program ini sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat dalam menerapkan langkah-langkah pencegahan.
Salah satu langkah utama dalam program G1R1J adalah penerapan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M Plus, yaitu:
- Menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, ember, atau pot tanaman yang bisa menjadi sarang jentik.
- Menutup dengan rapat tempat penampungan air untuk mencegah nyamuk bertelur.
- Mendaur ulang atau menyingkirkan barang bekas yang berpotensi menampung air hujan, seperti kaleng, botol plastik, dan ban bekas.
- Plus upaya tambahan seperti menaburkan larvasida pada tempat air yang sulit dibersihkan, menggunakan kelambu saat tidur, serta memakai lotion atau obat anti-nyamuk, dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Selain itu, Dinkes Kota Yogyakarta akan berkolaborasi dengan Puskesmas di setiap kecamatan untuk sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya DBD dan pentingnya peran Jumantik di setiap rumah.
Para petugas kesehatan akan dikerahkan melaksanakan pendampingan, monitoring, dan pemeriksaan berkala agar program ini berjalan dengan efektif.
Kepala Dinkes Kota Yogyakarta mengimbau seluruh warga agar lebih peduli pada kebersihan lingkungan dan rutin melakukan pengecekan jentik nyamuk di rumah masing-masing. Masyarakat diharapkan dapat bekerja sama dengan kader kesehatan dan petugas Puskesmas dalam pelaksanaan program ini, sehingga angka kasus DBD dapat ditekan secara signifikan.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Kota Yogyakarta bisa terbebas dari ancaman DBD yang terus meningkat. Sinergi antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan masyarakat akan menjadi kunci keberhasilan program ini dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman dari penyakit DBD. (Kementerian Kesehatan RI/Z-2)