
PARA menteri luar negeri Jerman, Prancis, dan Inggris bersama-sama meminta Israel untuk mematuhi hukum internasional dengan mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke Gaza.
“Bantuan kemanusiaan tidak boleh digunakan sebagai alat politik dan wilayah Palestina tidak boleh dikurangi atau mengalami perubahan demografi apa pun,” kata para menteri dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Rabu (23/4).
Mereka mendesak semua pihak untuk kembali ke gencatan senjata dan meminta Hamas untuk segera membebaskan para sandera yang tersisa.
Sementara itu, Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan krunya menemukan mayat-mayat hangus dari sebuah sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan bagi para pengungsi, sementara serangan Israel menewaskan 17 orang di wilayah itu sejak fajar.
Israel melanjutkan kampanye militernya di Gaza pada tanggal 18 Maret, menyusul runtuhnya gencatan senjata dua bulan yang sebagian besar menghentikan pertempuran di wilayah Palestina yang terkepung.
"Tujuh belas orang tewas sejak fajar," kata juru bicara pertahanan sipil Mahmud Bassal seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (23/4).
Ia mengatakan 11 korban, termasuk wanita dan anak-anak, tewas dalam serangan udara yang menargetkan gedung sekolah Yafa di lingkungan Al-Tuffah, Kota Gaza.
"Sekolah itu menampung para pengungsi. Pengeboman itu memicu kebakaran besar, dan beberapa mayat hangus telah ditemukan," ucapnya.
Sejak perang dimulai menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel, puluhan ribu warga Gaza yang mengungsi telah mencari perlindungan di sekolah untuk menghindari kekerasan.
Badan-badan bantuan memperkirakan bahwa sebagian besar dari 2,4 juta penduduk Gaza telah mengungsi setidaknya satu kali sejak perang dimulai.
Bassal mengatakan krunya telah menerima panggilan darurat dari beberapa daerah di Gaza.
“Kami tidak memiliki peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk melaksanakan operasi penyelamatan yang efektif atau mengevakuasi jenazah para martir,” tambahnya.
Pada hari Selasa (22/4), militer Israel menyatakan bahwa mereka telah menargetkan sekitar 40 kendaraan teknik, dengan tuduhan bahwa kendaraan tersebut digunakan untuk tujuan teror.
Bassal mengatakan serangan udara menghancurkan buldoser dan peralatan lain yang dibutuhkan untuk membersihkan puing-puing dan mengambil jasad para martir dari bawah reruntuhan, serta untuk menyelamatkan nyawa dan menarik orang-orang dari reruntuhan.
Di tempat lain di Gaza, kematian tambahan dilaporkan pada hari Rabu (23/4).
Seorang anak tewas dalam serangan udara Israel di sebuah rumah di wilayah Jabalia utara, dan seorang lainnya tewas dalam insiden serupa di kota selatan Khan Younis, kata pertahanan sipil.
Empat orang lagi tewas akibat penembakan Israel terhadap rumah-rumah di bagian timur Kota Gaza. Beberapa lainnya masih terjebak di bawah reruntuhan.
Militer Israel tidak segera mengomentari serangan terbaru tersebut.
Sejak kampanye militer dilanjutkan, Israel telah menewaskan sedikitnya 1.890 orang di Gaza, sehingga jumlah total korban tewas sejak perang meletus menjadi sedikitnya 51.266, demikian menurut kementerian kesehatan di Gaza. (I-3)