Jelang Rakernas 2025, Pemuda Katolik Ingin Berikan Kontribusi Kepada Pertumbuhan Bangsa

2 days ago 11
Jelang Rakernas 2025, Pemuda Katolik Ingin Berikan Kontribusi Kepada Pertumbuhan Bangsa Pemuda Katolik(Dok.HO)

PEMUDA Katolik kobarkan semangat tokoh yang berkontribusi besar dalam melahirkan perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia, Ignatius Joseph (IJ) Kasimo. Hal itu jadi pokok pembahasan Pengurus Pusat Pemuda Katolik dalam Seminar Pra Rakernas 2025: Merefleksikan 125 tahun IJ Kasimo dengan tajuk “Warisan Pemikiran I.J. Kasiomo: Membangun Indonesia dengan Prinsip dan Keteladanan” di Hotel Sobis, Jakarta Pusat pada Rabu, (16/4).

Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik Stefanus Gusma mengajak semua kader untuk bersama mereflekasikan kontribusi tokoh Katolik seperti I.J. Kasimo dalam perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia, juga dalam menginisiasi organisasi kemasyarakatan seperti Pemuda Katolik, yang masih berdiri sampai hari ini.

“Organisasi Pemuda Katolik diinisasi dan didirikan oleh I.J.Kasimo dan para tokoh Katolik dalam semangat untuk berkontribusi bagi perjuangan bangsa. Banyak tokoh Katolik yang sudah memberi contoh nyata bagaimana kita harus berkontribusi dan memberi dampak kepada masyarakat,” kata Gusma.

Bahkan, Gusma mengakatan, sejak awal I.J. Kasimo mengingatkan semua bahwa istilah mayoritas dan minoritas hanyalah angka dan statistik. 

Namun, semangat pemuda sebagai kader-kader Katolik harus bisa berkontribusi makasimal dalam pembangunan bangsa.

“Menuju Rakernas Pemuda Katolik yang akan dilaksanakan pada 25-27 April 2025, saya mengajak para kader Pemuda Katolik untuk menyusun program kerja yang mengkolaborasikan program tersebut dengan astacita yang merupakan program kerja pemerintah saat ini, sehingga berdampak kepada masyarakat dan bangsa,” tegas Gusma.

Hadir juga menjadi speciap remarks Prof. Joseph Soedradjad Djiwandono mengenang dan mengisahkan hubungan keluarganya dengan mendiang I.J. Kasimo. Menurutnya, kontribusi I.J. Kasimo dalam mendukung pendidikan bagi dirinya dan keluarganya sangat besar.

“Saya dan keluarga sungguh mengagumi Pak I.J. Kasimo karena semangat dan ajaran yang ia wariskan kepada kita semua, dan saya kira masih sangat berguna untuk kita hidupi sampai hari ini. Saat saya sudah dewasa, saya menghadap beliau dan mengatakan kekaguman saya,” ujar Guru Besar Ekonomi Emeritus, FEB Universitas Indonesia itu.

Ia melanjutkan, I.J. Kasimo selalu percaya kepada kehidupan di mana kita harus bisa menjadi teladan lewat kepemimpinan dan ketegasan; bersama dengan rekan-rekan orang muda bekerja keras untuk membangun masyarakat; dan memberikan dukungan secara moral dan materi.

“Keteladanan ini yang saya ikuti dari I.J. Kasimo untuk semakin menghayati ‘semboyan 100 persen Katolik, 100 persen Indonesia’. Kita harus tegas sebagai orang Katolik dalam berkontribusi bagi bangsa dan negara,” ujar Djiwandono. 

Narasumber lain yang juga hadir dalam acara ini adalah Rektor Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, Prof. Dr Yuda Turana, Politisi Partai Demokrat, Jansen Sitindaon, dan perwakilan Litbang Kompas Y. Mega Hendarto.

Yuda mengatakan bahwa kisah tentang humanisme I.J. Kasimo dapat menjadi teladan untuk kita semua hari ini.

“Permaknaan hidup di mana mau berkorban bagi bangsa dan negara kita menjadi inspirasi yang dapat kita hidupi sampai hari ini. Selama hidupnya, I.J. Kasimo sudah memberikan contoh di mana ia mendedikasikan hidupnya bagi bangsa,” ujarnya.

Bahkan, pandangan-pandangan mengenai humanisme dan nilai-nilai kehidupan masih relevan hingga saat ini, meskipun orangnya sudah tidak ada lagi 

"I.J. Kasimo Selama hidup beliau berikan makna bukan untuk diri sendiri, tapi sampai akhir hayatnya, kita jangan fokus ke kematian tapi ke pengabdian, bagaimana pemikiran beliau tetap ada sampai saat ini," tegas Prof.Yudi.

Di saat yang sama, Politisi Partai Demokrat Jansen Sitindaon menilai kehadiran, I.J. Kasimo bukan hanya sekadar patron, namun seorang yang mempersiapkan kader serta buah karya yang bisa kita nikmati sampai hari ini. 

“Saat I.J. Kasimo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional, maka ia bukan lagi milik orang Katolik tapi milik semua bangsa. Semangat hidup dan keteladanannya yang harus kita kenalkan mulai dari institusi pendidikan Katolik sampai ke seluruh Indonesia,” tegas Jansen.

Ia menegaskan, I.J. Kasimo adalah orang yang membawa umat Katolik untuk mengindonesia dan menjadi Indonesia sepenuhnya. Semangat dan kontribusi besar inilah yang harus kita pertahankan, narasikan, dan hidupi sekarang.

Sebelum masuk sesi diskusi Y. Mega Hendarto dari Litbang Kompas pun menjelaskan, dalam dokumentasi Kompas tulisan dan pemikiran I.J. Kasimo tentang situasi bangsa di awal kemerdekaan, termasuk bagaimana sikapnya dalam menanggapi isu yang berkembang saat itu.

“Dalam tulisannya yang terbit pada 1968, I.J. Kasimo mengingatkan agar umat Katolik tetap menjalankan tanggung jawabnya sebagai warga negara. Dan, Ia mengingatkan agar umat Katolik tidak hanya mengekor dengan situasi, tapi harus menentukan sikap,” kata Hendarto. (M-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |