Gunung Berapi Campi Flegrei di Italia Mungkin Pernah Meletus Lebih Dahsyat dari Perkiraan

1 week ago 16
Gunung Berapi Campi Flegrei di Italia Mungkin Pernah Meletus Lebih Dahsyat dari Perkiraan Studi terbaru mengungkap Campi Flegrei atau gunung berapi di dekatnya mungkin mengalami letusan dahsyat sekitar 109.000 tahun lalu, yang disebut letusan Maddaloni/X-6. (espositotravel)

SEBUAH studi baru mengungkapkan gunung berapi Campi Flegrei pernah mengalami letusan dahsyat yang mengendapkan lapisan besar abu dan batuan vulkanik sekitar 109.000 tahun yang lalu. Letusan ini, yang disebut Maddaloni/X-6, memiliki skala yang mirip dengan letusan terbesar Campi Flegrei yang terjadi 40.000 tahun lalu. Letusan tersebut begitu dahsyat hingga menciptakan kaldera dengan diameter 15 kilometer.

"Meskipun masih ada ketidakpastian, letusan Maddaloni/X-6 kemungkinan besar merupakan peristiwa eksplosif terbesar kedua yang pernah terjadi di Campi Flegrei dalam 109.000 tahun terakhir," tulis Giada Fernandez, penulis utama studi sekaligus mahasiswa doktoral ilmu bumi di Sapienza University of Rome. Studi ini dipublikasikan di jurnal Communications Earth & Environment.

Campi Flegrei dan Risiko Letusan Masa Depan

Campi Flegrei terletak di sebelah timur Napoli, di ujung selatan Dataran Campania yang subur. Tanah di wilayah ini kaya akan abu vulkanik dari letusan besar 40.000 tahun lalu, yang membuatnya sangat subur.

Konfirmasi adanya letusan besar yang lebih tua dari yang diketahui sebelumnya memberikan implikasi baru terhadap risiko bagi sekitar 400.000 penduduk yang tinggal di dalam kaldera tersebut.

Gunung berapi ini mengalami aktivitas kegempaan dan perubahan permukaan tanah selama 75 tahun terakhir, yang bisa menjadi tanda-tanda letusan. Namun, menurut Christopher Kilburn, seorang vulkanolog dari University College London, jika Campi Flegrei mengalami letusan, kemungkinan besar hanya akan berskala kecil. 

Namun, jika letusan dahsyat telah terjadi beberapa kali di masa lalu, ini menunjukkan bahwa gunung berapi ini memiliki potensi untuk menghasilkan letusan besar di masa mendatang.

"Temuan ini mengubah persepsi kita tentang risiko Campi Flegrei untuk kembali aktif," kata Kilburn.

Namun, studi ini tidak dapat memastikan apakah letusan Maddaloni/X-6 berasal langsung dari Campi Flegrei atau dari retakan vulkanik di utara kaldera. Meskipun bagi orang-orang yang berada di zona letusan dampaknya akan tetap sama, bagi para ilmuwan hal ini penting untuk memahami tanda-tanda awal letusan besar di masa depan.

Menelusuri Jejak Letusan 109.000 Tahun Lalu

Sebelum letusan 40.000 tahun lalu, para peneliti sudah mengetahui adanya lapisan abu vulkanik yang lebih tua. Namun, banyak jejak letusan sebelumnya telah terhapus akibat letusan besar terbaru tersebut.

Batuan dari letusan Maddaloni/X-6 kini hanya dapat ditemukan di beberapa tebing kecil di Pegunungan Apennine atau melalui boran mendalam ke dalam bumi.

Fernandez dan timnya menggunakan data dari endapan ini untuk membuat model letusan Maddaloni/X-6. Mereka menemukan bahwa letusan ini terjadi di wilayah Campi Flegrei dan dimulai dengan ledakan besar abu dan batuan vulkanik yang membentuk awan letusan khas. Kemudian, terjadi aliran piroklastik besar-besaran — yaitu aliran gas panas dan batuan yang kemudian membentuk lapisan batuan ignimbrit setebal 2 meter di beberapa tempat.

Letusan ini mengeluarkan 150 kilometer kubik magma dari bawah permukaan bumi. Jumlah ini tidak jauh lebih kecil dari letusan terbesar yang terjadi 40.000 tahun lalu.

Sebagai perbandingan, letusan terakhir Campi Flegrei pada tahun 1538 hanya memuntahkan sekitar 0,02 kilometer kubik magma, menurut Kilburn.

Implikasi bagi Studi Vulkanologi

Kilburn menyebut studi ini sebagai "contoh penelitian yang luar biasa". Ia menekankan perlunya memahami lebih dalam tentang jalur magma di bawah Campi Flegrei. Jika letusan 109.000 tahun lalu memang berasal dari Campi Flegrei, ini berarti kaldera tersebut mampu menghasilkan letusan besar secara berulang. Jika berasal dari retakan vulkanik di sekitarnya, maka area tersebut juga perlu dipelajari lebih lanjut.

Namun, Kilburn menegaskan bahwa kemungkinan letusan besar dalam skala waktu manusia sangat kecil. Namun, temuan ini dapat membantu memahami pola aktivitas vulkanik di wilayah tersebut dalam rentang puluhan ribu tahun ke depan.

"Kita harus mulai melihat gunung berapi ini lebih luas, bukan hanya sebagai Campi Flegrei semata," kata Kilburn. "Kita harus menganggap seluruh Dataran Campania sebagai zona potensial letusan, meskipun itu sangat jarang terjadi." (Live Science/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |