Film Pengepungan di Bukit Duri Rilis Final Trailer

1 week ago 13
Film Pengepungan di Bukit Duri Rilis Final Trailer Poster film Pengepungan di Bukit Duri(MI/Dok. Come and See Pictures)

SEPULUH hari menjelang tayang di bioskop, film Pengepungan di Bukit Duri, dari penulis dan sutradara Joko Anwar dan produser Tia Hasibuan,
merilis final trailer berdurasi 1 menit 36 detik, menampilkan gambaran deretan adegan mencekam.

Final trailer Pengepungan di Bukit Duri dibuka dengan adegan-adegan yang tampaknya baik-baik saja, siswa sekolah bercengkrama, warga yang bersuka cita. Namun, semua itu tampak semu. Bel sekolah menjadi alarm bahwa situasi berubah, yang menunjukkan situasi Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja.

Final trailer film Pengepungan di Bukit Duri menunjukkan perubahan suasana. Musik ceria kini sirna. Tidak ada lagi tawa. Terjadi kerusuhan di mana-mana. Kekerasan merajalela dan yang tersisa adalah kecemasan. 

“Negara kita itu kayak kaca yang paling tipis,” kata Morgan Oey yang memerankan Edwin, dalam final trailer film Pengepungan di Bukit Duri.

Film ini akan tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 17 April 2025, dan menjadi salah satu film Indonesia paling dinantikan tahun ini. 

Hal itu karena Pengepungan di Bukit Duri menjadi kolaborasi pertama antara rumah produksi Indonesia, Come and See Pictures, dan studio legendaris Amazon MGM Studios.

Dengan sinematografi dan produksi desain kelas dunia, film ini menciptakan versi fiksi Indonesia di masa depan yang mencekam dan terasa nyata, penuh ketakutan, namun tetap memancarkan harapan.

Film ini dibintangi Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Pitrashata Malasan, Endy Arfian, Fatih Unru, Satine Zaneta, Dewa Dayana, Florian Rutters, Faris Fadjar Munggaran, Sandy Pradana, Raihan Khan, Farandika, Millo Taslim, Sheila Kusnadi, Shindy Huang, Kiki Narendra, Lia Lukman, Emir Mahira, Bima Azriel, Natalius Chendana, dan Landung Simatupang.

Pengepungan di Bukit Duri mengikuti kisah Edwin (Morgan Oey). Sebelum kakaknya meninggal, Edwin berjanji menemukan anak kakaknya yang hilang. 

Pencarian Edwin membawanya menjadi guru di SMA Duri, sekolah untuk anak-anak bermasalah. Di sana, Edwin harus berhadapan dengan murid-murid paling beringas sambil mencari keponakannya.

Ketika akhirnya ia menemukan anak kakaknya, kerusuhan pecah di seluruh kota dan mereka terjebak di sekolah, melawan anak-anak brutal yang kini mengincar nyawa mereka. 

Film ini juga menandai dua dekade perjalanan Joko Anwar sebagai sutradara yang selalu berani mengangkat narasi yang tidak nyaman tapi penting. (Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |