
NOMINASI yang diterima Jannik Sinner untuk penghargaan atlet terbaik dunia, Laureus, dicabut setelah petenis Italia itu diganjar skorsing tiga bulan karena doping.
Petenis peringkat satu dunia itu menerima hukuman larangan bermain selama tiga bulan pada awal bulan ini setelah mencapai kesepakatan dengan Badan Antidoping Dunia (WADA) terkait dua hasil positif dopingnya pada tahun lalu.
Petenis Italia berusia 23 tahun yang menjadi juara Australia Terbuka, Januari lalu, tidak bisa bermain tenis mulai 9 Februari hingga 4 Mei mendatang.
"Setelah berdialog dengan Laureus Academy, diputuskan bahwa nominasi Jannik Sinner untuk penghargaan Laureus pada tahun ini dicabut," ujar Ketua Laureus World Sports Academy Sean Fitzpatrick.
"Kami telah mengikuti kasusnya, kami merasa skorsing tiga bulan yang diterima Jannik telah cukup untuk membuat nominasinya dicabut. Jannik dan timnya telah diberi tahu mengenai keputusan ini," lanjutnya.
Sinner sebelumnya dibebaskan dari semua tuduhan oleh panel independen ketika dinyatakan positif doping pada Maret.
Penyelidikan Badan Integritas Tenis Internasional (ITIA) menyimpulkan Sinner tidak sengaja terkontaminasi anabolik steroid dari fisioterapinya Giacomo Naldi.
WADA mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) menuntut hukuman skorsing dua tahun untuk Sinner.
Namun, WADA dan Sinner akhirnya mencapai kesepakatan bahwa petenis Italia itu tidak sengaja mengonsumsi zat terlarang dan tidak berencana melakukan kecurangan. (bbc/Z-1)